Pertama-tama, saya mengucapkan terima kasih kepada Astra Honda yang telah mendukung Arbi sampai sejauh ini. Di Eropa saya mendapatkan nuansa yang sangat kompetitif. Bukan di Asia tidak terasa, ya. Tetapi masih dekat dengan Indonesia, mekanik ada, banyak sosok yang saya kenal ikut turut menyaksikan.
Nah, di Eropa semuanya serba sendiri. Benar-benar tanpa didampingi keluarga, mekanik juga berbeda, mesti belajar bahasa Spanyol agar komunikasi lebih lancar, sampai makanan pun menyesuaikan menu di sana. Tinggal juga sendiri, karena Mario (Mario Suryo Aji, kini balap di Moto3 World Championship bersama Honda Team Asia) tinggal di Barcelona, sedang saya di kota kecil.
Apa komentar soal Sirkuit Mandalika, ada nostalgia atau kenangan khusus di sini?
Indonesia memiliki sirkuit kaliber internasional seperti Sirkuit Mandalika sungguh bikin bangga. Meski kita juga sebelumnya juga sudah punya di Sentul.
Cuma untuk Mandalika konsep balap bisa dipadukan dengan wisata sehingga para wisatawan atau penyuka balapan bisa mendapatkan pengalaman lebih lengkap. Ya nonton, juga jalan-jalan.
Sementara bagi para pembalap Nasional seperti saya, tentu bangga bahwa trek yang ada di negara kita juga sudah digunakan oleh para pembalap luar negeri. Sehingga rasa internasionalnya semakin kental.
Jadi kalau saya ngobrol dengan rider lain di luar negeri, akan ada topik atau bahasan soal Sirkuit Mandalika. Rasanya seru karena bisa membawa nama Indonesia. Dan sebagai rider Tanah Air saya tentu bangga sudah pernah berlaga di sini.
Bagi rider Indonesia, adanya sirkuit ini bisa menjadi tempat latihan yang bagus. Dengan parameter pembalap luar sudah balapan di sini, dan bisa. Menjadi semacam pendorong motivasi, begitu. Meski lokasinya jauh dari Jakarta. Pengalaman rasanya semakin lengkap dengan berlaga atau latihan di sini.

Ada tinjauan teknis soal lintasan di Sirkuit Mandalika? Kemarin wawancara Jonathan Rea (Kawasaki), Toprak Razgatlioglu dan Andrea Locatelli (Yamaha) sampai Xavi Vierge (Honda) semua menyebutkan soal racing line yang menguras perhatian.
Baca Juga: Menyimak Kampung Berseri Astra Suntenjaya Bertani Pakai Pupuk Bekas Cacing
(Kami berdua tertawa karena saya berbagi cerita salah satu rider yang diajak ngobrol bercanda soal Toprak Razgatlioglu. Ia berpostur paling tinggi sehingga lebih leluasa mendongak dan jarak pandang ke lintasan lebih luas).
Ya, benar. Racing line di Sirkuit Mandalika memang menjadi concern para rider yang berlaga di sini.
Kalau saya amati, trek di berbagai negara Eropa tempat saya turun balapan aspalnya sampai terlihat ada bagian-bagian warna putih. Sementara di sini semua serba hitam pekat.
Sebagai trek baru, Sirkuit Mandalika sebaiknya terus dilintasi ban para pembalap sehingga makin mantap saat dipakai balapan. Meski debris dari rubber ban juga harus rutin dibersihkan.
Saya perhatikan para rider di belakang Toprak Razgatlioglu rata-rata mengambil racing line mirip dengannya. Yang beda biasanya melebar, lantas sulit kembali lagi. Bahkan sampai ada yang out, berjatuhan ke luar lintasan.
Dengan kata lain masih ada bagian-bagian lintasan yang licin karena belum tersentuh ban. Seiring waktu, semoga lengketnya trek makin mantap nantinya.