Eksklusif: MALIQ & D'Essentials Bicara Soal Coldplay Effect, Ambisi Anyar, dan Rahasia di Balik Album Baru

Senin, 08 Juli 2024 | 09:30 WIB
Eksklusif: MALIQ & D'Essentials Bicara Soal Coldplay Effect, Ambisi Anyar, dan Rahasia di Balik Album Baru
MALIQ & D'Essentials dalam Prambanan Jazz Festival 2024 [Istimewa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Album kesembilan MALIQ & D'Essentials ini disajikan dengan tujuh track. Diawali dengan Intro yang memperdengarkan alunan singkat yang selaras dengan track kedua mereka, Dadidu di Dada dan diakhiri dengan pendewasaan melalui Hari Terakhir.

Comeback usai lima tahun, MALIQ & D'Essentials ternyata sempat dibuat bimbang dengan salah satu track dalam album Can Machines Fall In Love? Track tersebut justru menjadi yang paling sulit sekaligus lagu pertama yang diciptakan.

"Track paling sulit itu track kedua. Itu sebenarnya lagu pertama yang kita buat," ungkap Widi.

"(Dadidu di Dada) itu dibuat (pada) Juli 2023 namun selesai di (waktu) paling akhir dari (track lainnya) di album ini," lanjut Widi.

Walaupun tersulit dan terlama, MALIQ & D'Essentials  bersikeras mempertahankan dan merilis track tersebut dalam album Can Machines Fall In Love? Alasannya berhubungan dengan rahasia personal dalam proses pembuatan album terbaru mereka ini.

"Lumayan ganti aransemen beberapa kali tapi kita kekeh bahwa lagu ini harus masuk. Karena ada (alasan) personal. Saat worskhop, lagu ini yang (ditemukan) terlebih dahulu," tegas Widi kemudian.

MALIQ & D'Essentials dalam Prambanan Jazz Festival 2024 [Istimewa]
MALIQ & D'Essentials dalam Prambanan Jazz Festival 2024 [Istimewa]

Lebih lanjut, pria kelahiran Bekasi ini menguak ambisi anyar dari MALIQ & D'Essentials. Terutama usai ciamiknya penampilan mereka dalam konser Coldplay yang digelar di Indonesia pada akhir tahun 2023 lalu.

Menurut keterangan yang diperoleh Suara.com, momen tersebut menjadi pengalaman pertama MALIQ & D'Essentials untuk bernyanyi di Stadion GBK (Gelora Bung Karno). Sekaligus pengalaman pertama mereka tampil bersama band seterkenal dan sebesar Coldplay.

"Itu pengalaman pertama kita manggung di GBK. Pengalaman pertama kita manggung bareng band sebesar itu juga. Jadi, ada aura yang belum pernah kita rasain selama 22 tahun ini," ucap Widi Puradiredja.

Baca Juga: Senja Teduh Pelita MALIQ & D'Essentials: Harmoni dalam Lembayung Senja

Diakui oleh Widi, MALIQ & D'Essentials bukanlah grup musik yang memiliki ambisi untuk go international. Namun pengalaman bersama Coldplay seolah mengubah mereka dan memunculkan ambisi baru yang menggelora.

"Kita sebenarnya bukan tipe band yang ambisius untuk go international tapi ngerasain kemarin (bareng Coldplay), seru juga ya. Kayaknya kalau memang ini masuk akal, untuk kita coba garap pelan-pelan prosesnya, kita coba untuk menggapai market di luar Indonesia," lanjut Widi.

Soal ambisi ini pun, Widi mengingat perbincangan yang dimiliki oleh MALIQ & D'Essentials dengan Coldplay. Dijelaskan bahwa ada relevansi-relevansi yang dilakukan oleh MALIQ & D'Essentials sebagai grup musik asal Indonesia dengan Coldplay.

Namun aspek wilayah tetap berpengaruh besar, dengan Coldplay yang berasal dari negara seberkuasa Inggris. 

"Apa yang dilakukan oleh Coldplay, sebenarnya kita (MALIQ & D'Essentials) ngobrol sama dia (Coldplay), banyak yang sangat relevan dengan musisi Indonesia. Mirip-mirip aja apa yang dilakukan. Cuma mereka (Coldplay) kebetulan dari Inggris dan dapat spotlight," tutur Widi.

"Jadi sebenarnya untuk kita bisa menjadi lebih besar, proses yang  perlu kita lakukan, udah kita lakukan. Tinggal dinaikin aja levelnya," tutup Widi Purajidredja, mewakili MALIQ & D'Essentials.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI