7. Ketahuilah semua aset dan utang yang Anda miliki
Apa yang Anda miliki (misal, rumah, properti atau usaha)? Apa yang menjadi tanggungan Anda kepada orang lain (misal., pinjaman atau biaya sewa)? Makin kecil perbandingan tanggungan Anda terhadap apa yang Anda miliki, makin kaya Anda.
8. Risiko dalam usaha adalah biasa
Resiko dalam usaha adalah biasa. Misal, Anda memodali kawan untuk berjualan pulsa sebesar Rp500.000,-. Setelah usaha berjalan, kawan Anda sakit dan uang hasil penjualan pulsa terpakai. Ini adalah resiko yang wajar karena hasil dari usaha sebetulnya sudah didapat dan sudah dibagi hasil keuntungannya. Lain halnya dengan resiko yang tidak wajar. Misalnya saham, walaupun Anda membeli sekian lembar, jika bukan pemilik mayoritas, maka Anda tidak berhak mengambil keputusan.
9. Mintalah bantuan
Mintalah bantuan saran dan nasihat dari usahawan yang telah berhasil dari usaha di bidang ril, seperti berdagang, membuka jasa dan lain-lain. Bantuan tenaga dalam usaha juga sangat diperlukan.
10. Ciptakanlah strategi membangun kekayaan jangka panjang
Strategi apapun untuk mengidentifikasi cara membangun kekayaan jangka pendek dan jangka panjang. Tujuan jangka pendek dapat menyertakan hal-hal yang Anda ingin capai dalam satu atau tiga tahun; jangka panjang termasuk tabungan pensiun yang tidak akan Anda sentuh selama 20-30 tahun.
Baca juga artikel Cermati lainnya:
9 Cara Menghindari Penipuan Toko Online
Baru Pertama Kali Mau Ke Luar Negeri? Perhatikan Ini Dulu
Pertimbangan Utama Sebelum Beli Motor Baru, Pilih Tunai atau Kredit?
Published by Cermati.com |