Pertumbuhan Ekonomi Global Diramal Bakal Suram, Ini Penyebabnya

Kamis, 21 Agustus 2025 | 14:03 WIB
Pertumbuhan Ekonomi Global Diramal Bakal Suram, Ini Penyebabnya
Ilustrasi ekonomi dunia. [Unsplash]

Suara.com - Bank Indonesia (BI) meramal perekonomian dunia melemah sejalan dengan meluasnya implementasi tarif resiprokal Amerika Serikat (AS).

Hal itu dikarenakan tarif Trump yang sudah berlaku di beberapa negara.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, sejak 7 Agustus 2025, tarif resiprokal AS meluas dari 44 negara menjadi 70 negara, dengan tarif kepada sebagian negara seperti India dan Swiss lebih tinggi dari pengumuman semula.

"Implementasi tarif resiprokal AS tersebut menimbulkan risiko akan semakin melemahnya pertumbuhan ekonomi dunia,"katanya dalam Youtube BI, Kamis (21/8/2025).

Tidak hanya itu, Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi dunia 2025 berpotensi lebih rendah dari prakiraan sebelumnya sekitar 3,0 persen.

Di AS, prospek pertumbuhan ekonomi diprakirakan akan lebih rendah sejalan dengan melemahnya permintaan domestik.

"Ekonomi India juga melemah seiring dampak tarif AS yang lebih tinggi sehingga menekan kinerja ekspor dan sektor manufaktur," ungkap dia.

Sementara itu, ekonomi Eropa, Jepang, dan China diprakirakan lebih baik seiring dengan kesepakatan tarif yang lebih rendah dan topangan belanja fiskal.

Kecenderungan pertumbuhan yang lebih rendah dan menurunnya inflasi mendorong sebagian besar bank sentral menempuh kebijakan moneter yang akomodatif, kecuali Jepang.

Baca Juga: Neraca Pembayaran RI Minus Rp109 Triliun, Biang Keroknya Defisit Transaksi Berjalan

Di AS, tekanan inflasi yang cenderung menurun mendorong semakin kuatnya ekspektasi penurunan Fed Funds Rate (FFR) ke depan.

Meskipun demikian, dalam jangka pendek ketidakpastian pasar keuangan global masih berlanjut dan perlu tetap diwaspadai guna menjaga ketahanan ekonomi domestik dari dampak rambatan global.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI