Sepanjang tahun 2016, frekuensi penerbangan Garuda Indonesia juga meningkat 9,89 persen menjadi 274.969 penerbangan dari total 249,974 penerbangan tahun 2015. Peningkatan frekuensi penerbangan tersebut sejalan dengan upaya perusahaan melakukan ekspansi jaringan penerbangan baik domestik maupun internasional.
Sementara itu, Garuda Indonesia Group juga berhasil mencatatkan peningkatan sekor pendapatan lainnya yang terdiri dari komponen ancillary revenue, pendapatan sektor strategic business unit (SBU), hingga sektor subsidiaries lainnya dengan capaian sebesar 392 juta dolar AS meningkat 13,7 persen dibandingkan tahun 2015 lalu sebesar 344,6 juta dolar AS.
Kinerja operasional Garuda Indonesia dalam hal tingkat ketepatan waktu penerbangan (OTP – On Time Performance) pada 2016 mencapai 89,51 persen atau naik dari tahun sebelumnya 88 persen yang diperoleh ditengah tantangan pengembangan infrastruktur operasional penerbangan seperti migrasi pelayanan penerbangan domestik ke Terminal 3 yang baru di Bandara Soekarno-Hatta hingga faktor cuaca yang bersifat force majeur. Sementara itu, rata-rata tingkat keterisian penumpang sepanjang tahun 2016 tercatat sebesar 73,1 persen sedangkan Citilink sebesar 76,8 persen.
Mengenai perkembangan bisnis kargo, Garuda Indonesia berhasil meningkatkan jumlah angkutan kargo menjadi 415,824 ton kargo, atau meningkat 18,22 persen dari tahun 2015 yang mencapai 351,724 ton. Secara keseluruhan jumlah pendapatan pasar kargo pada 2016 tercatat 219,15 juta dolar AS, atau meningkat 16,65 persen dibandingkan tahun 2015 sebesar 187,87 juta dolar AS.
Selama tahun 2016, Garuda Indonesia Group juga melakukan penambahan kapasitas penerbangan sebagai bagian dari program pengembangan revitalisasi armada dengan mendatangkan 17 pesawat, yaitu terdiri dari empat pesawat ATR 72-600, empat pesawat A330-300, satu pesawat B777-300ER, dan delapan pesawat A330-200. Dengan demikian, hingga akhir tahun 2016, Garuda Indonesia Group mengoperasikan sebanyak 196 pesawat dengan rata-rata usia pesawat mencapai 4,6 tahun.