Media pemerintah melaporkan pada Minggu (17/11/2019) bahwa lebih dari seribu demonstran telah ditangkap sejak protes dimulai.
Peneliti Amnesty International, Raha Bahreini mengatakan jumlah kematian 106 jiwa ini didasarkan pada laporan yang kredibel dan dapat diandalkan. Mereka merangkum informasi dari saksi di lapangan, aktivis hak asasi manusia di dalam negeri, serta jurnalis dan sumber terpercaya di luar negeri.
Bahreini mengatakan, "pasukan keamanan Iran bahkan menolak untuk mengurus tubuh pendemo yang tewas, atau mereka memaksa keluarga korban untuk menguburkan tubuh saudaranya dalam keadaan terburu-buru. Tanpa otopsi, ini tentu saja bertentangan dengan hukum dan standar internasional".
Sebelumnya, kerusuhan yang terjadi di Iran dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sebesar 50 persen.
Masyarakat marah setelah pihak berwenang meluncurkan skema penjatahan BBM dan memangkas subsidi.
Presiden Hassan Rouhani berjanji kenaikan harga BBM ini akan digunakan untuk mendanai subsidi baru bagi keluarga miskin.