Terjerat Kemiskinan, Orang Tua Tega Jual Bayi Usia Sebulan Rp 2,9 Juta

Kamis, 29 Oktober 2020 | 06:09 WIB
Terjerat Kemiskinan, Orang Tua Tega Jual Bayi Usia Sebulan Rp 2,9 Juta
Ilustrasi bayi yang baru dilahirkan (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Bocah tersebut kemudian diselamatkan oleh pemerintah setelah keluarga barunya mengeluarkannya dari sekolah dan memaksa untuk bekerja sebagai gembala sapi.

Pada bulan September 2019, orang tua di kota pesisir Balasore menjual bayi mereka yang berusia tujuh hari seharga 20.000 rupee (Rp 3,9 juta) karena dilanda kemiskinan. Bayi tersebut adalah anak ketujuh mereka.

Pada Agustus 2017, di kabupaten Kendrapara seorang bayi perempuan yang baru lahir dijual seharga 7.500 rupee (Rp 1,4 juta) untuk melunasi tagihan rumah sakit orang tuanya.

Kepala Jurusan Ekonomi Universitas Sambalpur, Sanjukta Das mengatakan kenaikan pendapatan per kapita atau kenaikan PDB tidak ada hubungannya dengan pengurangan kemiskinan.

"Perekonomian secara keseluruhan pasti tumbuh tetapi tidak melibatkan banyak orang, terutama Dalit dan suku Gram Sabhas dan palli sabhas telah gagal memperkuat suara orang miskin di desa-desa India," buka Sanjukta Das.

"Selama pandemi Covid-19, kesulitan ekonomi pasti meningkat dan memaksa masyarakat miskin mengambil langkah ekstrem seperti menjual anak atau bahkan mengakhiri hidup mereka." sambungnya.

Mengutip sebuah studi oleh Direktorat Ekonomi pemerintah Odisha pada 2017-18, aktivis sosial Ranjan Panda mengatakan Sambalpur bersama dengan 7 kabupaten lainnya memiliki kasus kemiskinan lebih parah daripada di seluruh negara bagian.

"Pertumbuhan PDB tidak berarti pertumbuhan yang adil. Jika Anda melihat statistik, Anda akan melihat Odisha telah menurunkan tingkat kemiskinan dari 57 persen pada tahun 2004 menjadi 32,6 pada tahun 2011 sementara produksi biji-bijian pangan telah meningkat dua kali lipat pada periode yang sama. Tapi apakah itu membantu orang miskin menjalani kehidupan yang lebih baik? Saya kira tidak. Saya tidak terkejut dengan kasus penjualan anak karena pandemi pasti telah melanda beberapa keluarga miskin. Model mengejar pertumbuhan PDB saat ini hanya akan membawa malapetaka bagi kita," kata Panda.

Baca Juga: AS-India Sepakati Pakta Pertahanan untuk Berbagi Data Satelit Sensitif

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI