Program PEN Tidak Secara Langsung Pulihkan Ekonomi

Rabu, 24 Februari 2021 | 15:45 WIB
Program PEN Tidak Secara Langsung Pulihkan Ekonomi
Ilustrasi ekonomi
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Pertama, anggaran dibidang kesehatan anggaran kesehatan sebesar Rp 176,3 triliun. Angka ini naik dibandingkan realisasi tahun lalu sebesar Rp 63,5 triliun.

“Anggaran ini karena kebutuhan belanja sektor kesehatan yang juga meningkat. Pada tahun lalu sebesar Rp 63,5 triliun, naik menjadi Rp 176,3 triliun pada tahun ini,” paparnya.

Bidang kedua adalah perlindungan sosial Rp 157,41 triliun meliputi PKH bagi 10 juta KPM Rp 28,71 triliun, kartu sembako Rp 45,12 triliun, Pra Kerja Rp 20 triliun, BLT Dana Desa Rp 14,4 triliun, bansos tunai bagi 10 juta KPM Rp 12 triliun, perlinsos lainnya Rp 37,18 triliun.

Bidang ketiga adalah program prioritas sebesar Rp 125,06 triliun meliputi padat karya K/L Rp 27,33 triliun, ketahanan pangan Rp 47,1 triliun, kawasan industri Rp 11,33 triliun, pinjaman daerah Rp 10 triliun, ICT Rp 16,65 triliun, pariwisata Rp 8,66 triliun, prioritas lainnya Rp 4,11 triliun.

Bidang keempat adalah sektor UMKM dan pembiayaan korporasi sebesar Rp 186,8 triliun. Pada tahun lalu, anggaran UMKM dan pembiayaan korporasi terealisasi Rp 173,17 triliun.

Terakhir, anggaran program prioritas dianggarkan Rp 125,1 triliun dan insentif usaha dalam PEN dianggarkan Rp 53,9 triliun.

“PEN melonjak mendekati 21 persen anggarannya karena ini adalah motor paling penting di dalam perekonomian kita saat ini,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI