Selain itu, masyarakat Setu punya kegiatan kenclengan untuk membuat keramba makin berkembang, sehingga hasilnya selain untuk konsumsi bisa juga dijual. Usaha karamba juga dikembangkan Karang Taruna Kademangan, meski masih berskala lebih kecil.
Ketua Karang Taruna Kelurahan Kademangan, Andri mengatakan, usaha keramba yang diinisiasi kepengurusannya saat itu baru berjumlah lima kolam dan baru panen sekali.
“Semoga ke depan bisa terus dikembangkan, termasuk cita-cita membangun taman bacaan masyarakat (TBM),” katanya.
Semangat serupa juga berkembang pada Karang Taruna Kelurahan Muncul. Di sini, pemuda bergiat pada usaha kreatif yaitu kerajinan dari kulit telur yang bisa dibuat hiasan dinding, kaligrafi dan hiasan pelapis botol minuman.
“Karang taruna sudah berperan aktif membantu pemerintah, terutama pemuda di sekitar muncul,” kata Lurah Muncul, H. Ahmad.
Karang taruna lain yang memiliki usaha yang produktif, yaitu Karang Taruna Kelurahan Bakti Jaya, dengan usaha pengelolaan daging dan telur puyuh, yang dirintis sejak tahun 2015.

"Usaha puyuh ini dimulai dari pola penetasan dan mengembangbiakan, yang awalnya hanya belajar lewat Youtube, lalu mencari peternak lain yang pengalaman," ujar Fajar, anggota Karang Taruna Bakti Jaya.
Awalnya mengelola peternakan hanya berdua saja, tapi sekarang sudah berlima.
“Sedikit banyak membantu membuka peluang kerja teman-teman di sini,” kata Fajar.
Baca Juga: Kemensos Tekankan Pentingnya Peran Keluarga pada Peringatan HLUN ke-25
Pemasaran puyuh dilakukan lewat langganan pedagang angkringan dan agen telor di warung atau pasar, dan masyarakat sekitar.