“Apabila bicara tentang kerusakan hutan dan ekosistem alam maka SSMS menyatakan bahwa kami memiliki ekosistem alam yang bagus kami memiliki hutan lindung khusus untuk orang hutan di area perkebunan kami ,” tegas Hartono.
Dari sisi penyerapan anggaran pada kuartal I-2021, SSMS telah merealisasikan kapex sekitar 25% dari total Rp 300 miliar target tahun 2021. Dimana realisasi capex SSMS mayoritas digunakan untuk kerapihan jalan dan infrastruktur yang harus terus dijaga demi kelancaran akses menuju perkebunan.
Pada laporan finansial, sepanjang 2020 SSMS mampu mencatatkan kenaikan angka penjualan doubledigit, yaitu sebesar 23% menjadi Rp 4,04 triliun dan laba bruto yang naik 83% menjadi Rp 1,84 triliun.
Laba usaha Perseroan naik signifikan sebesar 169% menjadi Rp 1,19 triliun, yang dipengaruhi oleh kenaikan harga jual produk sawit di pasar internasional.
Strategi lainnya pada 2020 yaitu, SSMS memperkuat kerja sama untuk pemasaran produk sawitnya, salah satunya dengan PT Citra Borneo Utama (CBU), yang menyerap 70% produk sawit Perseroan untuk kemudian diolah menjadi produk turunan sawit, seperti olein, sterein dan PFAD.
Pada akhir Desember 2020, Perseroan menambah kepemilikan sahamnya di PT CBU menjadi sebanyak 32% dari sebelumnya hanya 19% sebagai bagian memperkuat strategi hilirisasi bisnis, fokus untuk meningkatkan utilisasi pabrik penyulingan kelapa sawit mencapai 100%. Penguatan hilirasi produk sawit akan menjamin prospek profitabilitas yang lebih baik bagi Perseroan di masa depan.
Pada tahun 2020, SSMS mampu menaikkan volume produksi dari Fresh Fruit Bunch (FFB) dan CPO dari kebun inti masing-masing sebesar 6% dibandingkan tahun 2019, yaitu menjadi 1,6 juta ton dan 369.032 ton, dari target kenaikan sebesar 10% yang dicanangkan di awal tahun.
Kinerja operasional yang gemilang ini juga didukung oleh komitmen Perseroan untuk mempertahankan produktivitas yang tinggi meskipun di tengah pandemi.
SSMS di tahun 2020 mengelola total 116.029 Ha area lahan perkebunan sawit baik yang dikelola oleh perusahaan langsung ataupun oleh petani plasma, di mana 81.485 Ha merupakan lahan perkebunan inti yang telah ditanami oleh tanaman menghasilkan (mature) dan terdiri dari 69.236 Ha merupakan lahan perkebunan inti (nucleus), dan 12.248 Ha kebun sawit yang dikelola oleh petani plasma (plasma).
Baca Juga: Penjualan Naik, Phapros Bagikan Dividen 40 Persen dari Laba Bersih