Suara.com - Anggota Komisi VI DPR RI fraksi PDIP, Mufti Anam menyoroti istri para direksi BUMN yang bisa ikut mengatur perusahaan hingga dikawal banyak ajudan.
Hal ini sebelumnya diangkat Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara sekaligus Chief Operating Officer Danantara Dony Oskaria dalam acara diskusi bersama Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran di Hutan Kota Plataran GBK, Jakarta Selatan baru-baru ini.
"Istri direksi ikut ngatur perusahaan, ikut perjalanan dinas, bahkan sampai punya ajudan pribadi, itu gila sih, ini bukan rumah tangga, ini perusahaan negara yang dibiayai uang rakyat," kata Mufti kepada Suara.com, Jumat (20/6/2025).
Ia pun mendesak agar Kementerian BUMN segera bersih-bersih.
"Jangan cuma benahi laporan keuangan, tapi juga benahi mental dan gaya hidup pejabatnya," katanya.
Ia pun mempertanyakan kalau terus menerus ada masalah seperti tersebut, BUMN kapan bisa berkompetitif.
"Kalau mental begini terus, kapan BUMN bisa kompetitif? Yang ada BUMN makin jadi panggung pamer kekuasaan, bukan mesin penggerak ekonomi negara," ujarnya.
Terakhir, ia menyarankan, jika para Direksi BUMN masih bergaya hidup glamor hingga istrinya diberikan ajudan, maka jangan menjadi pejabat.
"Kalau mau hidup glamor dan punya ajudan buat istri, silakan jadi artis atau raja, bukan direksi BUMN," pungkasnya.
Baca Juga: Bos Danantara Geram, Direksi BUMN Jangan Bergaya Seperti Bos Besar
Sebelumnya, Dony Oskaria menyindir pedas direksi BUMN yang masih gemar dikawal ajudan atau protokol berlebihan, bahkan hingga melayani istri mereka.
"Saya minta ini jangan dilakukan," kata Dony.
Menurut Dony, keberadaan ajudan yang terlampau banyak sama sekali tidak relevan dengan tugas direksi BUMN yang sejatinya ditugaskan untuk mengabdi kepada perusahaan negara. Ia menyoroti bahwa fenomena ini nyaris tidak pernah ditemuinya pada para pejabat negara atau CEO perusahaan besar di luar negeri.
"Saya ketemu juga banyak CEO-CEO di dunia tidak ada punya protokol 10, ya ajudannya 8 gitu. Saya bilang kita apalagi pegawai negara. Ini kan pekerjaan aja," kritiknya, membandingkan praktik di Indonesia dengan standar profesionalisme global.
Puncak dari kegusaran Dony terungkap dalam sebuah pengakuan mengejutkan. Ia bahkan pernah secara langsung mengusir ajudan direksi BUMN yang memenuhi kantor Danantara saat salah satu direksi BUMN tersebut berkunjung. Kejadian ini terjadi saat Dony masih berkantor di Plaza Mandiri.
"Sempat saya pernah mengusir para ajudan itu di lantai. Waktu saya masih di Plaza Mandiri. Saya bilang, ini kenapa orang ramai sekali di lantai. Saya usir, saya enggak mau lagi lihat ada orang (banyak), emangnya mau diculik? Siapa yang mau culik mereka juga ya kan?" katanya, dengan nada yang menunjukkan keheranan sekaligus ketidaksetujuannya terhadap praktik tersebut.