Meski bull run masih diprediksi berlanjut tahun depan, namun Chris Tahir founder Cryptowatch yang mengisi materi serupa memprediksi fase tersebut akan selesai pada Maret 2022. Hal ini ia ungkapkan saat memaparkan analisis dengan melihat pola siklus yang ada.
“Ada dua pola yang dilihat, horizontal berdasarkan waktu, mengukur dari halving ke pucuk. Di mana kalau dilihat halving pertama ke pucuk itu sekitar 12 bulan, di halving kedua hingga ke pucuk 17 bar, kalau pola ini berjalan kembali, “pesta” akan selesai di kuartal satu 2022 Maret 2022,” katanya.
Ia memaparkan kembali, untuk melihat pola vertikal maka mengukur dari harga puncak ke puncak, jaraknya ada 3.700% dari setelah halving. Setelah halving pertama dari pucuk ke pucuk ada 1.400%, kalau dari angka tersebut dibagi 2,5 kali lipat ada potensi kenaikan 579%, target harga Bitcoin akan ada $138.000.
“Ini angka yang lebih besar dari stock to flow tetapi ini berdasarkan siklus dan pola, juga tergantung dengan sentimen, “ katanya.
Chris pun kembali melihat berdasarkan pola gelombang, menurutnya berdasarkan pola ini harga Bitcoin akan ada di kisaran 76.700-90.000 dollar Amerika, ini lebih rendah dari pola siklus. Karena itu bagi trader bisa mengantisipasi dua kemungkinan tersebut untuk menentukan strategi yang tepat untuk masuk atau keluar dari market Bitcoin.
Bullish Bitcoin memang diprediksi masih berlangsung namun bukan berarti crypto winter tidak akan tiba, karena itu para trader atau investor diharapkan menyiapkan strategi yang matang untuk memanfaatkan kondisi market, sebab harga Bitcoin dan crypto lainnya bisa berubah dengan sangat cepat tergantung dengan kondisi yang akan dihadapi tahun depan.