Jokowi Diminta Segera Cabut Larangan Ekspor CPO Supaya Kebutuhan Minyak Goreng Dunia Terpenuhi

Iwan Supriyatna Suara.Com
Rabu, 11 Mei 2022 | 14:21 WIB
Jokowi Diminta Segera Cabut Larangan Ekspor CPO Supaya Kebutuhan Minyak Goreng Dunia Terpenuhi
Presiden Joko Widodo alias Jokowi. (Tangkapan layar/YouTube Sekretariat Presiden)

“Dengan kapasitas terpasang pabrik minyak goreng dan pabrik CPO yang besar, kebutuhan minyak goreng domestik pasti bisa terpenuhi. Persoalan utamanya pada data kebutuhan pasar, mekanisme perdagangan dan harga jual domestik yang terjangkau, harus segera dibenahi pemerintah,”kata Priyanto PS menerangkan.

Petani Kelapa Sawit Merana hingga PKS Tutup, Akibat Larangan Ekspor CPO

Sebagai produsen terbesar CPO, tentunya kebutuhan pasar global akan terpenuhi dari produksi berkelanjutan yang dilakukan perkebunan kelapa sawit. Terutama petani kelapa sawit, yang kehidupannya bergantung dari penjualan hasil panennya.

Secara proses, TBS milik petani yang setiap hari dipanen, selalu dijual ke PKS dan hasilnya ditampung sementara kedalam tangki penyimpanan (storage tank CPO). Proses produksi CPO berlangsung setiap harinya, hasilnya dijual ke pabrik minyak
goreng dan pedagang ekspor CPO ke luar negeri.

Lantaran pabrik minyak goreng dan pedagang ekspor CPO tidak dapat melakukan aktivitas jualan ekspor, maka jalur pasar PKS tertutup, sehingga penjualan CPO dari PKS mengalami penurunan drastis.

Akibatnya, produksi PKS menurun dan pembelian TBS milik petani kelapa sawit juga mengalami penurunan hingga penghentian sementara.

“Sama halnya dengan instruksi Presiden Jokowi, kini panen TBS milik petani mengalami penurunan hingga penghentian pembelian sementara oleh PKS, karena tangki penampungan CPO telah penuh. Apabila larangan ekspor CPO sementara tidak segera dicabut oleh pemerintah, maka akan menimbulkan korban di kalangan petani kelapa sawit dan menyusul tutupnya PKS,” ucapnya.

Lebih jauh, Priyanto PS menjelaskan akan keberadaan CPO yang terlalu lama tersimpan dalam tangki penampungan CPO, akan menyebabkan kualitas CPO rusak dan tidak layak konsumsi.

Apabila hal tersebut terjadi, maka pasokan minyak makanan pasar global akan mengalami kekurangan berkepanjangan. Lantaran, pasokan minyak makanan hanya dapat terpenuhi dari keberadaan minyak sawit dipasar global.

Baca Juga: Alasan Penahanan Empat Tersangka Korupsi Minyak Goreng Diperpanjang

Dalam jangka panjang, kekurangan pasokan minyak sawit juga akan menimbulkan kelaparan dan kekurangan gizi berkepanjangan didunia dan sangat sulit memperbaikinya di masa depan.

Merujuk data US Department of Agriculture (USDA), National Nutrient Database for Standard Reference (2016), minyak goreng sawit merupakan bagian dari kelompok minyak dan lemak nabati, yang memiliki komposisi kandungan gizi per 100 gram minyak kelapa sawit terdapat kandungan energi makanan (food energy), kandungan lemak tak jenuh ganda, lemak tak jenuh tunggal, vitamin E (tokoferol) dan vitamin K
(filokuinon).

Berdasarkan data USDA lebih lanjut, minyak sawit juga sangat bermanfaat bagi kesehatan seperti mendukung kestabilan gula darah, meminimalkan gagal jantung kongestif, menurunkan kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kolesterol baik (HDL) dalam darah dan melindungi sel darah merah.

Membantu sistem Integumen pada kulit, rambut, kuku dan sebagainya. Bagi sistem reproduksi dan bayi, minyak sawit juga membantu meningkatkan kualitas sperma, meredakan nyeri haid dan menopang perkembangan janin, serta menunjang berbagai kesehatan manusia lainnya.

Kandungan gizi dan vitamin yang berada didalam minyak sawit, menurut Priyanto PS, menjadi bagian dari pilihan utama masyarakat dunia, dalam mengonsumsi minyak makanan berbahan baku CPO.

Pasalnya, keberadaan CPO telah menjadi bagian dari kebutuhan hidup masyarakat dunia, sehingga kebutuhan konsumsinya selalu meningkat setiap tahunnya.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI