Jerry Jiang mulai merasakan kenaikan harga makanan sejak dua bulan lalu ketika China menerapkan lockdown ketat COVID di kota kedua terbesar di China tersebut.
"Bulan April, Shanghai menghadapi kekurangan pasokan di awal lockdown, sehingga harga melonjak tajam," katanya.
"Semuanya bertambah mahal seperti makan di luar, potong rambut, sewa rumah, BBM dan yang lain."
Harga tomat naik dua kali lipat dibandingkan setahun lalu.
Jiang sekarang ini masih menjalani lockdown sehingga dia harus membeli kebutuhan lewat online, yang lebih mahal dibandingkan belanja sendiri ke pasar.
Pandemi dan perang adalah kombinasi yang buruk
Katrina Ell ekonom senior di Moody's Analytics mengatakan pandemi adalah hal pertama yang menyebabkan kenaikan, namun kemudian invasi Rusia ke Ukraina menciptakan keadaan yang "tidak diinginkan semua pihak."
"Di saat pandemi mulai mereda, invasi Rusia ke Ukraina menciptakan kesulitan baru dan mendorong inflasi ke tingkat yang tidak pernah diduga sebelumnya," kata Eli kepada ABC.
"Kenaikan yang kita lihat sekarang ini seperti badai karena didorong berbagai faktor yang sekarang menjadi fenomena global.'
Perang telah menyebabkan kenaikan harga makanan dan energi karena baik Rusia dan Ukraina adalah pemasok penting komoditas tersebut.
Baca Juga: Harga Kebutuhan Pokok Naik Drastis, Emak-emak Terpaksa Bersiasat Atur Belanja
"Ukraina adalah pemasok penting pupuk, gandum dan bahan makanan lain yang krusial. Jadi itu yang menyebabkan kenaikan harga," kata Eli.