Sedangkan, Natali Ardianto adalah nama yang juga sudah tidak asing di kalangan pengusaha rintisan di Indonesia, setelah sukses mendirikan empat perusahaan dan dua telah diakuisisi. Posisi Natali sebagai salah satu pemeran utama yang membangun strategi teknologi dan mengubah model pertumbuhan bisnis tidak lagi diragukan.
“Industri farmasi indonesia saat ini sangat terfragmentasi jaringan distributor yang kompleks dan apotek kesulitan melengkapi ketersediaan dan kelengkapan obatnya. Tidak jarang pasien harus mengunjungi banyak apotek yang berbeda untuk menebus resepnya. Situasi ini makin sulit untuk pasien dengan penyakit kronis. Di sinilah Lifepack akan mentransformasi layanan kesehatan dengan menghadirkan kelengkapan obat bagi pasien di seluruh Indonesia dengan harga kompetitif, kapan pun, di manapun.” papar John Kwari selaku pimpinan perusahaan.
CEO Natali Ardianto juga menjelaskan, “Saat ini Indonesia sudah berada di awal revolusi layanan kesehatan berbasis teknologi. Kurang dari dua tahun, masyarakat sudah merubah kebiasaannya hingga 180 derajat, di mana semua hal terkait kesehatan dapat diakses melalui ponsel. Lifepack akan memimpin revolusi apotek tersebut dan menciptakan layanan omnichannel – sebagai satu destinasi kesehatan untuk pasien dan tenaga medis profesional agar mendapatkan layanan kesehatan yang prima.”
Salah satu aspek menarik dari Lifepack adalah kerjasama dengan tenaga medis profesional, di mana Lifepck memberikan wadah agar dokter dapat memberikan layanan jangka panjang pada pasien melalui satu portal, guna membantu dokter untuk menyesuaikan resep dengan kondisi terkini pasien.
Pasien dapat melakukan konsultasi dan mendapatkan resep dengan mudah tanpa harus mengantre panjang di klinik. Sesuai dengan pengguna Lifepack yang kebanyakan memiliki penyakit kronis, tim customer service dan apoteker berkualitas dikerahkan untuk menjamin para pasien mendapat pelayanan terbaik.
Sejak awal perusahaan ini berdiri, Golden Gate Ventures telah memberikan dukungan besar pada Lifepack sebagai salah satu start-up yang mengusahakan digitalisasi industri tradisional di Indonesia.
Pendanaan yang cukup besar ini menandakan kepercayaan mereka pada pertumbuhan signifikan Lifepack, karena adanya potensi pasar dan pertumbuhan transformasi digital di Indonesia.
“Kemampuan untuk mengidentifikasi pemain jangka panjang yang handal, yang memiliki visi untuk mengubah industri mereka, adalah salah satu strategi kami di Golden Gate Ventures ketika melakukan peninjauan awal pada start-up. Formula terbaik adalah kombinasi dari para pendiri hebat dengan visi yang kuat dan ide bisnis yang relevan dengan pasar. Lifepack merupakan gabungan dari tiga aspek tersebut. Kami siap untuk mendukung pertumbuhan bisnis Lifepack melalui jaringan kami yang luas dan wawasan mendalam kami untuk berbagai kesempatan kolaborasi di wilayah segitiga emas start-up di Indonesia, Vietnam, dan Singapura,” ujar Justin Hall, partner di Golden Gate Ventures Golden Gate Ventures merupakan salah satu pelopor ekosistem start-up di Asia Tenggara yang sudah lama berfokus di industri teknologi kesehatan, yang juga sudah turut mendukung pemain kuat di sektor yang sama seperti Medigo, Alodokter, dan Hanna Life Technologies.
Keseimbangan antara warisan Asia Tenggara dengan akar budaya Silicon Valley, Golden Gate Ventures memberikan pengarahan strategis bukan hanya tentang dinamika pasar Indonesia, namun juga strategi dan permodelan terbaik dari kisah-kisah sukses di Silicon Valley.
Baca Juga: Fakultas Kedokteran dan Fakultas Farmasi Unhas Kolaborasi Riset Cari Obat Alternatif Untuk Malaria
Pemahaman dan wawasan tersebut sangat diperlukan agar Lifepack dapat memaksimalkan fase pertumbuhan selanjutnya, mulai dari ekspansi jaringan di seluruh Indonesia dan pada akhirnya berevolusi sebagai salah satu bisnis terbaik di bidangnya dengan menggunakan strategi omni-channel.