Suara.com - Realisasi belanja bunga utang pemerintah yang membengkak hingga proyeksi mencapai Rp552,1 triliun di 2025 tak membuat Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kebakaran jenggot.
Dalam Rapat Paripurna DPR RI ke-24 masa persidangan IV, Selasa (15/7/2025), Sri Mulyani dengan tenang memastikan bahwa profil utang Indonesia saat ini masih prudent dan terukur.
Meskipun mengakui adanya perhatian dari Fraksi PKB dan PKS terkait realisasi belanja bunga utang 2024 yang mencapai Rp488,4 triliun, Sri Mulyani menegaskan bahwa angka tersebut akan terus dikelola dengan hati-hati.
"Pemerintah memastikan profil utang akan terus dikelola prudent dan terukur," tegasnya di hadapan para anggota DPR RI di Gedung Parlemen.
Bendahara negara itu juga menambahkan bahwa pihaknya akan tetap mewaspadai berbagai indikator kesehatan utang, termasuk risiko-risiko yang mungkin muncul di kemudian hari. Ini menunjukkan adanya antisipasi dari pemerintah di tengah gejolak ekonomi global.
"Berbagai indikator kesehatan utang kami akan terus waspadai. Risiko suku bunga utang, nilai tukar, risiko refinancing terus kami monitor dan tetap berada di dalam batas aman untuk jangka pendek dan jangka menengah," ucapnya, memberikan jaminan kepada publik.
Data memang menunjukkan bahwa belanja bunga utang pemerintah diperkirakan akan lebih tinggi pada 2025 dibandingkan tahun sebelumnya. Sepanjang Januari-Juni 2025, pemerintah telah menghabiskan Rp257,08 triliun untuk membayar bunga utang. Jika tren ini berlanjut, hingga akhir tahun, pembayaran bunga utang diperkirakan mencapai Rp552,1 triliun, atau hampir 16% dari outlook belanja negara. Angka ini nyaris menyentuh pagu yang ditetapkan dalam APBN 2025 sebesar Rp552,9 triliun.
Laporan Pemerintah tentang Pelaksanaan APBN Semester I 2025 juga mencatat, realisasi pembayaran bunga utang sampai semester I 2025 telah mencapai 46,5% dari pagu APBN 2025. Yang menarik, realisasi pembayaran bunga utang pemerintah ini naik 7,13% dibandingkan pembayaran bunga utang di periode yang sama tahun lalu.
Peningkatan ini sebagian besar disumbang oleh pembayaran bunga utang dalam negeri yang naik 7,89%, mencapai Rp235,15 triliun di semester I 2025. Sementara itu, kabar baiknya, realisasi pembayaran bunga utang luar negeri justru mengalami penurunan tipis sebesar 0,45%, dari Rp22 triliun di semester I-2024 turun menjadi Rp21,9 triliun di periode yang sama tahun ini.
Baca Juga: Ojol hingga Penjual Pulsa Tak Kena Pajak E-commerce dalam Aturan Baru PMK
Pembayaran bunga utang ini sendiri terdiri dari berbagai komponen, termasuk pembayaran kupon Surat Berharga Negara (SBN), bunga atas pinjaman, dan biaya-biaya lain yang muncul dari program pengelolaan utang pemerintah.