Untuk memuluskan proses integrasi, jelas Arum, pihaknya dibantu instansi dan mitra terkait di kawasan pelabuhan maupun kawasan yang disepakati.
“Koordinasi ini membantu menjalankan tugas dan fungsi kami di pelabuhan akan lebih terintegrasi dan lebih terukur, tertelusur, dan terhitung efektivitas dan efisiensinya,” lanjut Arum.
Layanan dalam Genggaman
Direktur Operasi KIP Cahyo Antarikso menjelaskan, pihaknya mengoptimalkan layanan di pelabuhan dengan memanfaatkan teknologi digital. Digitalisasi pelayanan ini adalah Smart Port System dengan aplikasi KIPOS atau Krakatau International Port Online Systems.
Aplikasi ini melayani mulai dari perencanaan, billing, administrasi, integrasi hingga operasi. Cahyo mengklaim amat memerhatikan keluhan pengguna jasa, terutama waktu kapal bersandar tak boleh lebih dua jam.
"Layanan kami berhasil melayani 0,6 sampai 0,9 jam,” jelas Cahyo.
Dengan aplikasi KIPOS, pengguna mendapatkan aneka kemudahan. Antara lain terbebas dari ancaman fraud atau pemalsuan dokumen, pengurusan data operasional lebih efektif, bahkan pengguna layanan bisa memantau pemrosesan di pelabuhan secara realtime saat proses bongkar muat.
Pihaknya menyiapkan kantor pelayanan terpadu satu atap yang berisi pengguna jasa, imigrasi, karantina, dan otoritas pelabuhan. Ini telah meningkatkan produktivitas karena proses lebih cepat, lebih kompetitif, dan bisa membantu operasional hingga detail di lapangan.
Layanan biosekuriti dari karanrina, misalnya, semula penyemprotan dilakukan manual yang memakan waktu. Kini diubah otomatis di dermaga dengan waktu hanya 15 detik. Truk pengangkut kargo dan tertutup rapat, ia memastikan hama tidak akan kemana-mana. Yang tidak kalah penting, dengan sistem online penuh, telah menutup praktek pungutan liar.
Baca Juga: Koruptor Mantan Dirut PT Pelindo II, RJ Lino Divonis 4 Tahun Penjara Lapas Cipinang
Biaya Logistik Termahal di Asia