Rayendra menuturkan, dalam menerapkan prinsip-prinsip ESG dibutuhkan proses yang tidak instan. Perbankan berperan mendampingi para pelaku dalam proses menuju bisnis berkelanjutan dalam kerangka bisnis yang berorientasi pada lingkungan.
Salah satu yang dilakukan BNI saat ini, lanjut dia, memberikan kesempatan untuk mendapatkan bantuan pembiayaan bagi para pelaku usaha yang berwawasan lingkungan atau yang memiliki portofolio hijau. BNI memberikan porsi yang cukup besar bagi para pelaku usaha yang memiliki portofolio hijau, yakni sebesar 28,5 persen atau setara dengan Rp176 triliun.
“Bila kita memiliki pelaku usaha yang kuat, bukan dari sektor korporasi saja tapi dari semua sektor, maka ini akan menjadi backbone yang kuat bagi Indonesia sendiri,” ungkap Rayendra.