Meski demikian, mantan Wakil Gubernur Bengkulu itu menjelaskan, peran ini bisa terwujud secara optimal jika pemerintah daerah memiliki tata kelola yang baik, termasuk metode yang inovatif dalam menawarkan peluang investasi. Fokusnya melalui pengembangan model bisnis yang sesuai dengan potensi daerah.
Sementara itu, Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Profesor Didik J Rachbini mendukung penuh road map hilirisasi yang berjalan sesuai dengan target agar memberikan nilai tambah bagi produk-produk dalam negeri.
“Hilirisasi itu kan sebenarnya penciptaan nilai tambah sama dengan industrialisasi, jadi mutlak harus ke sana. Kemarin yang disampaikan Menteri Bahlil itu adalah peta jalan 21 komoditas yang bisa dikembangkan dengan segera hilirisasinya agar dapat nilai tambahnya tinggi,” ucap Didik.
Guru Besar Ilmu Ekonomi Politik Universitas Paramadina itu menyampaikan, dukungan terhadap hilirisasi itu juga harus datang dari berbagai sektor baik dari sisi investasi, ketersediaan lahan, tenaga kerja dan sektor perbankan.
“Ya dukungan investasi, dukungan perbankan, kemudahan perolehan tanah, tenaga kerja, keterampilan, keahlian, inovasi macam-macam dukungan perbankan mendesak semua,” paparnya.
Lebih lanjut Didik menyampaikan, hilirisasi berpotensi memperkuat ekonomi dan tentunya demi untuk kesejahteraan masyarakat.
“Hilirisasi ini bisa memperkuat ekonomi kita, memperkuat ekspor kita, dan tentu memperkuat anggaran kita agar bisa baik, untuk kesejahteraan masyarakat,” tuntas Didik.