Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut rokok sebagai salah satu penyumbang kemiskinan. Sebab, pengeluaran rumah tangga jadi meningkat untuk pembelian rokok. Sementara harga rokok terus mengalami kenaikan.
Selain menjadi penyumbang angka kemiskinan ternyata ada persepsi yang salah terkait rokok, apa itu?
Nikotin dan TAR adalah dua bahan kimia dalam rokok yang masih sering disalah pahami tentang dampaknya bagi perokok. Selama ini, nikotin dilabeli sebagai zat yang paling berbahaya bagi kesehatan ketimbang TAR.
Lantas, manakah yang sebenarnya lebih berbahaya?
Rupanya, nikotin bukan karsinogen dan juga tidak menjadi penyebab utama atas bahaya rokok. Hal ini disampaikan baik oleh peneliti dari universitas ternama nasional, maupun lembaga riset di Inggris Raya, negara yang menempati peringkat ketiga di dunia untuk penelitian ilmiah yang diterbitkan.
Peneliti dari Departemen Kimia Institut Pertanian Bogor (IPB), Mohammad Khotib, menjelaskan nikotin adalah senyawa kimia yang secara alami terdapat pada tembakau. Senyawa tersebut masuk ke dalam golongan alkaloid. Nikotin sebenernya juga dapat ditemukan pada beberapa tanaman lainnya seperti kentang, terong, dan tomat, namun konsentrasinya masih kecil.
“Secara kimia, nikotin adalah senyawa tunggal. Nikotin kecenderungannya lebih ke arah adiktif sehingga menciptakan ketergantungan,” kata dia dikutip Rabu (22/2/2023).
Hal tersebut diperkuat dengan penjelasan dari Cancer Research UK, organisasi penelitian kanker independen dari Inggris. Disadur dari laman resminya, Cancer Research UK menyebutkan bahwa nikotin bukan pemicu utama atas dampak berbahaya dari merokok. Nikotin juga bukan penyebab utama kanker.
Lalu, bagaimana dengan TAR? TAR bukan senyawa alami seperti nikotin, karena muncul dari pembakaran.
Baca Juga: Para Ahli Hisap Simak Nih, Bahaya Rokok Bukan dari Nikotin, Tapi dari Zat Ini
Khotib menjelaskan, berbeda dengan nikotin, TAR merupakan kumpulan dari berbagai senyawa yang timbul dari proses pembakaran pada rokok. Berdasarkan karakteristik yang bersumber dari sejumlah riset, TAR diidentifikasi mengandung senyawa-senyawa karsinogenik.