Ini Penyebab Saham PGEO Ambles, Buy or Bye?

Selasa, 04 April 2023 | 13:04 WIB
Ini Penyebab Saham PGEO Ambles, Buy or Bye?
Salah Satu Aset PGE/ist
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Melemahnya kinerja saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) diakibatkan oleh banyak hal. Mulai dari tingkat kepercayaan investor yang minim, fundamental perusahaan yang kurang mumpuni, hingga sentimen negatif dari tata kelola induk usaha.

Analis Senior Samuel Sekuritas Indonesia Muhammad Alfatih mengatakan sentimen pasar bisa jadi sangat irrasional. Banyaknya depo dan kilang yang terbakar beberapa waktu terakhir milik induk usaha PGEO, yaitu Pertamina bisa jadi sentimen negatif.

Pada Sabtu 1 April 2023, ledakan kilang minyak Kembali terjadi di Putri Tujuh Pertamina Dumai, Riau. Insiden yang mengakibatkan sedikitnya sembilan korban luka itu menambah daftar panjang setelah kejadian kebakaran Depo BBM Plumpang, Jakarta Utara. Saat kebakaran Plumpang 25 warga tewas terbakar dalam insiden tersebut.

"Pasar akan mengaitkan dengan kinerja manajemen yang kurang, itu bisa saja terjadi," ujarnya yang dikutip, Selasa (4/4/2023).

Belum lagi, paparnya, menyorot tentang kinerja perseroan baik sisi keuangan maupun operasional. Laporan kinerja keuangan 2022 tidak membukukan salah satu proyek bernilai jumbo karena tidak menghasilkan.

"Hal itu bukan sesuatu yang positif," katanya.

Selain itu, lanjut Alfatih, banyak juga investor yang melihat pengelolaan utang perseroan. Misalnya pos utang jangka panjang sebesar USD 600 juta atau sekitar Rp 9 triliun yang disulap menjadi utang jangka pendek dan akan segera jatuh tempo.

Tertulis dalam laporan keuangan yang ditandatangani oleh Diretur Utama PGEO Ahmad Subarkan Yuniarto itu, total utang PGEO dengan jangka pendek tersebut terdiri atas pinjaman dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar USD 105 juta, MUFG Bank Ltd, Jakarta Branch sebesar USD 105 juta dan PT Bank UOB Indonesia juga USD 105 juta.

Berikutnya, berasal dari PT Bank HSBC Indonesia sebesar USD 82,5 juta, Australia and New Zealand Banking Group Limited Singapore Branch USD 75 juta, PT Bank BTPN Tbk (BTPN) senilai USD 52,5 juta, Sumitomo Mitsui Banking Corporation Singapore Branch senilai USD 52,5 juta dan The Hong Kong and Shanghai Bank Corporation Limited senilai USD 22,5 juta.

Baca Juga: Pertamina Geothermal Energy Catat Pendapatan USD 747.000 dari Kredit Karbon

Sementara itu, Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan turunnya harga saham bukan soal utang dan minusnya kinerja perseroan saja. Penolakan warga di sekitar proyek geothermal juga menjadi variable yang kurang bagus.

"Penolakan masyarakat di sekitar proyek geothermal masih berlanjut. Padahal, perusahaan harus memastikan proses yang diklaim sebagai energi terbarukan bebas dari konflik dengan masyarakat hingga memenuhi aspek dampak lingkungan yang baik," kata dia.

Seperti diketahui, pada penutupan perdagangan Senin, 3 April 2023, saham PGEO kembali menyentuh auto reject bawah (ARB) dengan koreksi 5,76% ke level harga Rp655 per lembar. Dengan begitu, perseroan telah mengalami koreksi lebih 25% sejak pertama melantai di bursa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI