Suara.com - Edy memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai pekerjaan mapan sebagai analis keuangan di salah satu bank swasta terkemuka pada tahun 2018 untuk mendirikan usahanya sendiri.
Sebelumnya, sosok yang menjadi salah satu penggagas Pecas Ndahe tersebut bekerja surveyor selama kurang lebih 10 tahun dari 1998 hingga 2008.
Ia adalah Edy Susanto, pendiri sekaligus pemilik dari 'Siji' yang memproduksi Teh, Kopi dan Wedang Uwuh dengan konsep healty food yaitu Teh, Kopi dan Wedang Uwuh tidak menggunakan bahan kimia dalam pengelolaannya sehingga menjadikan Produk ini baik untuk kesehatan.
“Mendirikan Teh Siji itu saya tidak hanya termotivasi meningkatkan taraf hidup saya dan keluarga tapi juga membantu orang-orang di sekitar saya,” ujar Edy saat diwawancarai Suara.com pada Selasa (9/5/2023).
Pertama kali ia menemukan ide untuk mendirikan usaha Teh Siji bermula ketika dirinya mendatangi komunitas petani teh di Kulon Progo.

Kala itu, ia banyak mendengar keluhan dari petani terkait penjualan hasil panen mereka. Karena rendahnya hasil penjualan tersebut, banyak dari kalangan petani yang kemudian memutuskan untuk banting stir usaha atau pekerjaan lain.
Semakin sedikit warga yang berminat pada usaha penjualan teh berdampak pada lahan kebun teh yang semakin sempit. Pasalnya, tidak sedikit petani yang memilih untuk menanam komoditas lain. Bahkan, ada pula yang memilih untuk menjual lahan kebun teh mereka dan mencoba usaha lain.
“Saat itu, sekitar tahun 2018. Belum lama sebelum saya memutuskan resign. Mereka curhat, dari dulu jaman baheula sampai sekarang penjualan tidak ada perkembangan sama sekali. Luas lahan kebun teh perkiraan waktu itu turun dari 600-an hektar jadi cuma sekitar 100 hektar saja” ucap pengusaha yang menjalankan bisnisnya dari Perengdawe, Balecatur, Gamping, Kabupaten Sleman itu.
Pada momen tersebut, Edy melihat adanya peluang usaha sekaligus membantu memasarkan produk dari para petani teh.
Baca Juga: Pelatih PSS Sleman Agendakan 5 Laga Uji Coba Dengan Tim Selevel
Dengan modal Rp2 juta, ia mulai merintis usahanya dengan membeli berbagai kebutuhan bisnis seperti packing premium dan teh itu sendiri. Berbeda dengan teh kebanyakan, Teh Siji diklaim hanya terdiri dari daun teh berkualitas alias tidak menyertakan batang teh yang digiling.

“Bernama Teh Siji karena kami ingin meninggalkan kesan nomor satu kepada para penikmat teh. Teh Siji hanya mengemas teh tubruk, yang berarti pembeli bisa melihat sendiri kualitas daun teh yang kami sajikan, ” kata Edy ketika ditanyai alasan klaimnya bahwa Teh Siji punya rasa lebih khas dibandingkan brand lain.
Teh Siji, diakuinya, sudah beberapa kali mengikuti pelatihan UMKM, baik dari pemerintah maupun swasta. Salah satunya yang paling berkesan yakni UMKM EXPO(RT) BRILLIANPreneur 2020 yang dipersembahkan oleh BRI. Ia mengaku banyak belajar dari kesempatan tersebut, mulai dari pengelolaan keuangan hingga pemasaran melalui pameran.

“Saya usahakan. Setiap ada tawaran pameran, Teh Siji harus ikut. Salah satu yang menarik juga adanya dukungan pameran yang dipersembahkan oleh BRI. Sejak 2020 lalu, saya juga ikut komunitas-nya,” ucapnya.
Edy memiliki prinsip bahwa kualitas produk yang diberikan kepada konsumen harus nomor satu. Hal ini kemudian jadi motivasi dirinya untuk memebesarkan Teh Siji, termasuk untuk mendapatkan sertifikasi halal, BPOM, TKDN dan HKI.
Ia juga menyadari, produk teh tidak akan mudah dipasarkan karena bersaing dengan brand-brand besar. Sehingga, dengan harga yang bersaing, ia merasa Teh Siji harus memiliki nilai lebih dibandingkan dengan teh lain.