"Perkebunan rakyat dengan pola PIR sendiri mencapai 6.286 hektar," katanya.
Dengan kondisi itu, katanya, dalam rangka mendukung peremajaan sawit rakyat atau PSR, maka fokus kegiatan PSR hanya kepada petani PIR. Saat ini, realisasi PSR di Banten baru mencapai 1.258 hektare sehingga potensi kelapa sawit PIR yang harus diremajakan masih sangat besar.
Ketua Umum Aspekpir Indonesia H. Setiyono mengatakan mayoritas petani plasma sudah berusia tua sehingga kegiatan pertanian sawit perlu diturunkan kepada anak-anak muda petani sehingga pekebunan kelapa sawit Indonesia yang merupakan perkebunan strategis ke depan tetap berjaya.
Untuk kegiatan sawit berkelanjutan ini dan kegiatan-kegiatan lainnya, katanya, BPDPKS selalu mendukung Aspekpir sehingga banyak program-program BPDPKS yang telah membantu petani kelapa sawit PIR Indonesia untuk berkembang, termasuk workshop petani sawit milenial dalam rangka regenerasi petani sawit guna mewujudkan sawit berkelanjutan.
Ketua DPD I Aspekpir Banten Muhammad Nur S.Pd mengatakan workshop petani sawit milenial merupakan kerja sama antara Aspekpir Indonesia dan BPDPKS.
"Kami menyampaikan terima kasih kepada BPDPKS yang telah mendukung sepenuhnya kegiatan workshop petani sawit milenial di Banten," katanya.
Dia menjelaskan kegiatan ini diikuti oleh 60 orang generasi milenial yang berasal dari anak-anak petani sawit anggota Kelompok Tani kelapa sawit di Kabupaten Lebak dan Pandenglang.
Mereka berasal dari Poktan Margaluyu, Poktan Cijaku, Poktan Kerta Mandiri, Poktan Sri Rahayu, Poktan Tuns Jaya Raharja, Poktan Putra Mekar, Poktan Tanjungan dan Poktan Nanggala.
Dia berharap para petani kelapa sawit milenial ini dapat melanjutkan tongkat estafet petani kelapa sawit PIR yang saat ini sudah berusia tidak muda lagi.
Baca Juga: Hutan Adat Diserobot, Suku Awyu Papua Aksi di Dekat Istana
"Kelebihan-kelebihan yang dimiliki generasi milenial yang dibawah ke sektor kelapa sawit akan dapat membawa kemajuan yang pesat sawit Indonesia," ujarnya.