Pakar Ghent University: Rempah-rempah Indonesia Punya Potensi Besar di Pasar Dunia

M Nurhadi Suara.Com
Senin, 05 Juni 2023 | 15:38 WIB
Pakar Ghent University: Rempah-rempah Indonesia Punya Potensi Besar di Pasar Dunia
Sidi Rana Menggala, pakar rempah-rempah dan insinyur biosains di Ghent University, Belgia. [Ist]

Sidi menjelaskan, pasar rempah-rempah dunia menginginkan komoditas rempah yang tidak hanya berkualitas tinggi tapi juga ramah lingkungan atau sustainable spices.

"Saat ini, Indonesia masih memiliki permasalahan dalam produksi rempah-rempah yang ramah lingkungan," kata dia.

Selain itu, industri rempah-rempah Indonesia juga harus bersiap memenuhi permintaan besar dari pasar dunia.

Terlebih, kata Sidi, masing-masing negara di dunia memiliki standar tersendiri yang berbeda dengan Indonesia atau SNI.

"Penting untuk memiliki pembinaan industri rempah, baik dari petani hingga siap edar agar bisa memenuhi standar produk konsumsi di luar negeri," ujar Sidi.

Sidi menuturkan, Indonesia tidak bisa memaksakan standar mutu di dalam negeri untuk digunakan di negara lain.

Kenalkan Rempah-rempah Indonesia Pada Dunia

Sejak tahun 2017, Sidi telah mengunjungi berbagai tempat di Indonesia untuk mengenal rempah Indonesia lebih jauh. Hal itu ia lakukan agar ia bisa mempromosikan rempah Indonesia.

Sidi mengungkapkan, tren kebutuhan pasar rempah internasional yakni tidak hanya dihasilkan secara organik namun juga diproses dengan memberi kebaikan terhadap alam.

Baca Juga: Mengenal Apa Itu Ekspor Pasir Laut dan Untung Ruginya Bagi Lingkungan

"Penanaman hingga panen rempah tersebut tidak mengganggu ekosistem, mengetahui asal asli rempah tersebut, dampak sosial atau kehidupan petani rempah itu sendiri dan terbukti secara sains terkait kandungan nutrisi yang ada di dalamnya," terang Sidi, menjelaskan pengertian dari sustainable spicy sebagai faktor penting dari pasar rempah dunia.

Sidi mengungkapkan, potensi ekspor industri rempah-rempah dunia mencapai miliaran dolar AS.

Sebagai informasi, Amerika Serikat merupakan pasar terbesar rempah-rempah di dunia, dengan pangsa pasar sebesar 12,87% dari total global, seperti yang dilaporkan oleh Kementerian Dalam Negeri. Pada tahun 2020, nilai impor rempah-rempah ke AS mencapai US$ 3,28 miliar atau sekitar Rp 46,64 triliun (dengan kurs US$ 1 = Rp 14.222).

Angka impor rempah-rempah ke AS ini mengalami pertumbuhan sebesar 8,75% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/y-o-y). Pada tahun 2019, nilai impor rempah-rempah dunia ke AS mencapai US$ 3,01 miliar.

Sementara, Indonesia menempati posisi kesembilan sebagai salah satu penghasil rempah-rempah terbesar di dunia pada tahun 2020. Pada tahun tersebut, nilai ekspor rempah-rempah dari Indonesia mencapai US$ 1,02 miliar atau sekitar Rp 14,59 triliun (dengan kurs US$ 1 = Rp 14.235).

Angka ini mengalami peningkatan sebesar 24,27% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), di mana nilai ekspor sebesar US$ 825,55 juta. Salah satu produk rempah yang menjadi ekspor utama Indonesia adalah kecap, dengan nilai ekspor mencapai US$ 212,85 juta atau sekitar 20,74% dari total nilai ekspor rempah dari Indonesia pada tahun 2020.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI