Ia menjelaskan bahwa semua pasien menjalani proses penyaringan yang ketat sebelum akhirnya ditentukan apakah mereka memenuhi syarat untuk operasi.
"Screening dilakukan untuk memastikan pasien benar-benar menderita katarak dan kondisi kesehatan mereka memungkinkan untuk menjalani operasi," jelas Silvia.
Silvia juga mengakui bahwa salah satu tantangan utama adalah menemukan pasien yang memenuhi kriteria, terutama di beberapa daerah.
"Di Kabupaten Bandung Barat, antusiasme masyarakat sangat tinggi dibandingkan dengan daerah lain, sehingga kami memutuskan untuk kembali menggelar kegiatan di sini," katanya.

Menurut Silvia, biaya operasi katarak yang relatif mahal menjadi alasan utama mengapa kegiatan ini sangat dibutuhkan.
"Banyak masyarakat prasejahtera yang tidak mampu menanggung biaya operasi secara mandiri. Dengan adanya program ini, mereka tidak perlu menunggu lama atau mengandalkan BPJS untuk mendapatkan pengobatan," ujarnya.
Helly Siti Halimah menambahkan bahwa kegiatan ini tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik tetapi juga pada kualitas hidup pasien.
"Bayangkan betapa berartinya bagi seseorang untuk bisa kembali melihat dengan jelas. Hal ini bukan hanya tentang kesehatan mata, tetapi juga tentang memberikan harapan dan meningkatkan produktivitas mereka," jelasnya.
Silvia dan Helly sepakat bahwa program ini tidak akan berhenti di sini.
Baca Juga: ADSW 2025 : Pertamina NRE Motor Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan
"Kami berkomitmen untuk menjadikan kegiatan seperti ini sebagai agenda rutin. Ke depan, kami berharap dapat menjangkau lebih banyak daerah dan membantu lebih banyak masyarakat," kata Helly.