Pelemahan Nilai Tukar Rupiah
Rupiah yang melemah terhadap dolar AS (Rp16.575–Rp16.590 per USD) membuat harga emas dalam negeri cenderung naik karena sebagian besar bahan baku diimpor.
Ketidakpastian Pasar Global
Ketegangan geopolitik dan inflasi di AS membuat investor beralih ke emas sebagai safe haven.
Kenaikan imbal hasil (yield) obligasi AS juga memengaruhi sentimen pasar emas.
Kebijakan Bank Sentral Dunia
Sinyal The Fed yang belum akan menurunkan suku bunga mendorong harga emas global tetap tinggi.
Bank Indonesia juga mempertahankan suku bunga tinggi, memengaruhi daya beli masyarakat.
Harga Emas Dunia (Spot Gold)
Harga emas internasional (COMEX) masih bertahan di kisaran USD2.150–USD2.200/ounce, mendorong kenaikan harga di dalam negeri.
Prospek Harga Emas Pasca-Lebaran
Analis memprediksi harga emas masih berpotensi naik setelah Lebaran, terutama jika:
- Rupiah terus melemah.
- Inflasi global belum terkendali.
- Permintaan emas sebagai lindung nilai tetap tinggi.
Namun, jika Bank Indonesia melakukan intervensi stabilisasi nilai tukar dan permintaan domestik menurun, harga emas bisa mengalami koreksi.
Kenaikan harga emas jelang Lebaran 2025 dipicu oleh faktor permintaan tinggi, pelemahan rupiah, dan ketidakpastian ekonomi global. Masyarakat yang ingin berinvestasi disarankan memantau perkembangan pasar dan memilih waktu pembelian yang tepat.
Baca Juga: Jelang Libur Lebaran, Harga Emas Antam Terus Meroket Tembus Rp1.776.000/Gram