Suara.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut tambang pasir di Cirebon direncanakan akan diambil pengelolaannya ke pusat. Hal ini sebagai bagian dari evaluasi total, setelah terjadinya longsor di tambang tersebut.
Menurut Bahlil, pengambilalihan tambang pasir ini juga setelah ditemukan ada penyalahgunaan tambang pasir tersebut.
"Kalau memang dilihat ada penyalahgunaan, maka izinnya tidak menutup kemungkinan untuk dikembalikan lagi ke pusat," ujar Bahlil saat ditemui di Jakarta International Convention Center (JICC), Selasa (3/6/2025).
"Gubernur sudah cabut, tapi saya akan melakukan evaluasi total. Nanti saya minta Dirjen Minerba untuk melakukan evaluasi total ya," sambung dia.
Bahlil menuturkan, sebenarnya masalah tambang galian C (pasir dan bebatuan) itu merupakan kewenangan pemerintah provinsi. Ini tertuang dalam Perpres Nomor 55 tahun 2022.
Namun, dengan kejadian longsor ini tidak menutup kemungkinan, Kementerian ESDM akan melakukan tindakan.
"Karena kewenangan perizinan kepada provinsi, termasuk dalamnya adalah pengawasan. Tapi kan, kita kan tidak pernah meminta agar kejadian seperti ini. Dengan kejadian seperti ini, maka tidak menutup kemungkinan sedang kami pertimbangkan untuk kita lakukan evaluasi total," ucap dia.
Namun demikian, hingga kekinian Bahlil mengaku belum menerima laporan dari tim ESDM yang melakukan investigasi dari longsornya tambang di Cirebon tersebut.
"Hasilnya belum dilaporkan ke saya, karena sebagian tim masih di sana," imbuh dia.
Baca Juga: Bahlil Ngegas Ditanya Diskon Tarif Listrik: Tanya ke yang Umumkan
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menerjunkan Tim Inspektur Tambang (IT) untuk menelusuri longsornya tambang di Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat.
Tim IT akan melakukan verifikasi lapangan pada lokasi terjadinya gerakan tanah longsor di wilayah tersebut.
Masyarakat yang berada di sekitar lokasi bencana diminta agar segera mengungsi, mengingat daerah tersebut masih berpotensi terjadi gerakan tanah atau longsor susulan.
"Tim IT Ditjen Minerba hingga saat ini masih terus melakukan verifikasi lapangan untuk mengidentifikasi penyebab dasar dan penyebab langsung kecelakaan, baik dari sisi manusia, metode kerja, peralatan, material, dan lingkungan kerja," ujar Dwi Anggia, Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Komunikasi Publik dan Media, selaku Juru Bicara Kementerian ESDM kepada Media di Jakarta, Senin (2/6/2025).
Tim Inspektur Tambang setibanya dilokasi langsung berkoordinasi dengan IC Commander (DANDIM), dan langsung melakukan pengambilan data dengan menggunakan drone untuk melihat kondisi lereng paska terjadinya longsoran dan melakukan assesment potensi terjadinya longsor susulan.
Dalam melaksanakan tugasnya, Tim IT berkoordinasi dengan pihak Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon serta TNI/Polri, dan aparat pemerintah setempat guna memverifikasi kejadian bencana termasuk juga mempercepat proses evakuasi dan pencarian korban.