Suara.com - Beberapa restoran cepat saji di Amerika Serikat mengalami pukulan kerugian yang cukup besar. Salah satunya penjualan di Denny's, Applebee's, Outback Steakhouse, Bonefish Grill, Red Robin, dan Cracker Barrel's menurun.
Beberapa menutup ratusan restoran mereka di bagian wilayah Amerika Serikat. Padahal restoran kasual biasanya melayani keluarga berpenghasilan rendah dan menengah yang mencari tempat makan.
Lantas apa penyebabnya? Ternyata para konsumen restoran meninggalkan perusahaan-perusahaan ini karena pendapatan mereka yang dapat dibelanjakan menyusut. Restoran-restoran ini telah menaikkan harga menu pada saat yang sama basis pelanggan mereka telah tertekan oleh meningkatnya biaya hidup.
Sejak 2019, harga restoran telah meningkat 34%, melampaui pertumbuhan inflasi secara keseluruhan selama periode yang sama, menurut data Biro Statistik Tenaga Kerja.
"Mereka mencoba untuk menyasar konsumen menengah rata-rata. Ketika konsumen mulai memperhatikan anggaran mereka, kelas menengah menyusut," kata Ernest Baskin, seorang profesor madya pemasaran makanan di Universitas Saint Joseph dilansir CNN International, Sabtu (5/4/2025).
Sebaliknya, para pengunjung restoran memilih untuk memasak makan malam di rumah dan menemukan pilihan yang lebih murah untuk makan. Itu termasuk sering mengunjungi rantai makanan cepat saji seperti Chick-fil-A dan Raising Cane's, dan restoran cepat saji seperti Chipotle dan Cava.
Pada tahun 2024, penjualan di sektor kuliner kasual turun 0,9%, sementara penjualan di jaringan restoran cepat saji tumbuh 0,6% dan 1% di jaringan restoran cepat saji, menurut data dari Black Box Intelligence.
“Di dunia yang serba kekurangan waktu, orang menginginkan sesuatu yang cepat dengan harga terjangkau,” kata Brian Vaccaro, analis di Raymond James.
Ketika jaringan tempat makan cepat saji tutup, restoran cepat saji dan cepat-santai telah menggantikannya—biasanya dengan toko drive-thru. Chick-fil-A, misalnya, mengambil alih Red Lobster yang tutup di Naples, Florida.
Selain itu, sektor kuliner kasual juga mengalami kesulitan karena kesalahan strategis perusahaan itu sendiri — beberapa di antaranya karena kepemilikan ekuitas swasta — dan kurangnya investasi dalam layanan meja dan renovasi restoran.
Baca Juga: Hooters Bangkrut, Para Pelayan Seksinya Kemana?
Hooters dikenal dengan pelayannya yang semuanya perempuan dengan pakaian oranye yang terbuka dan sayap ayam, tetapi Buffalo Wild Wings dan Wingstop menurunkan harga sayap Hooters, dan citranya yang disebut "breastaurant" menjadi tidak sesuai dengan konsumen modern. Hooters berencana melakukan perubahan yang ramah keluarga setelah keluar dari kebangkrutan.