Kasus PT Yihong Novatex ini mengingatkan pada beberapa insiden serupa di kawasan industri lainnya. Pola yang terlihat adalah bagaimana aksi buruh yang tidak terkendali dapat berujung pada penutupan pabrik dan PHK massal, yang pada akhirnya justru merugikan pekerja sendiri. Di sisi lain, perusahaan juga diharapkan lebih responsif terhadap aspirasi pekerja sebelum konflik meluas.
Pemerintah daerah melalui Disnaker dituntut peran aktifnya sebagai mediator dalam konflik semacam ini. Tidak hanya sekadar menanggapi setelah kasus terjadi, tetapi perlu ada mekanisme deteksi dini dan pencegahan konflik industrial. Sosialisasi tentang hak dan kewajiban kedua belah pihak, serta mekanisme penyelesaian perselisihan yang benar, harus terus digencarkan.
Sementara ratusan mantan pekerja PT Yihong Novatex kini menghadapi ketidakpastian masa depan, kasus ini menjadi pembelajaran berharga bagi semua pemangku kepentingan. Diperlukan keseimbangan yang tepat antara perlindungan hak pekerja dan penciptaan iklim usaha yang kondusif, agar industri di Indonesia bisa tumbuh secara berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi semua pihak.