Bahlil Usul Impor Minyak Hingga LPG dari AS Senilai USD10 Miliar

Achmad Fauzi Suara.Com
Selasa, 15 April 2025 | 14:30 WIB
Bahlil Usul Impor Minyak Hingga LPG dari AS Senilai USD10 Miliar
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia/(Suara.com/Achmad Fauzi).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Pemerintah lewat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mulai merelaksasi aturan impor energi dari Amerika Serikat (AS). Hal ini menyusul dari tarif impor atau resiprokal Presiden AS Donald Trump

Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia mengatakan, pemerintah berencana menambah impor minyak hingga liquefied petroleum gas (LPG) dari negeri paman sam itu.

Namun demikian, Ketua Umum Partai Golkar ini tengah mengkalkulasi berapa kuota volume impor minyak hingga LPG daro AS.

"Ini (minyak dan LPG) yang kami lagi meng-exercise untuk kemudian dijadikan sebagai salah satu komoditas yang bisa kita beli di Amerika," kata dia.

Upaya ini, bilang Bahlil, agar nilai impor minyak dan LPG dengan neraca perdagangan antara Indonesia dengan AS bisa setara. Pasalnya, AS kini dengan kejam memberikan tarif impor yang tinggi terhadap Indonesia.

Menurut Bahlil, Indonesia masih menang dari sisi neraca perdagangan dengan surplus 14-15 persen.

"Kita diperintahkan oleh Bapak Presiden untuk melihat potensi-potensi apa saja yang bisa kita beli barang dari Amerika," ucap dia.

Bahlil menuturkan, selama ini Indonesia memang selalu impor LPG dari AS. Kebutuhan LPG 54 persen dalam negeri berasal dari AS. Selain itu, Indonesia juga mengambil minyak dari AS dalam jumlah yang besar.

Kendati begitu, tambah dia, peluang peningkatan impor LPG tetap ada.

Baca Juga: Rencana Bahlil Mau Tambah Minyak Mentah dan Impor LPG dari AS Dapat Restu dari DPR

"Logikanya kan harusnya lebih mahal (impor dari AS) karena transportasinya, tapi buktinya harga LPG dari Amerika sama dengan dari Middle East (Timur Tengah). Jadi, saya pikir semua ada cara untuk kita menghitung dalam bisnis, kan yang penting adalah produk yang diterima di negara kita adalah dengan harga yang kompetitif," beber Bahlil.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI