Lebih lanjut, terkait rencana intervensi dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) untuk menjadi penyedia likuiditas (liquidity provider) di pasar modal, Rully memandang langkah itu dapat berpotensi menahan pelemahan IHSG lebih lanjut.
“Saya juga sebenarnya kurang setuju dengan dividen BUMN (digunakan) untuk menjaga liquidity yang seharusnya lebih digunakan untuk lebih mendorong ekonomi. Karena kan janjinya dividennya (BUMN) digunakan untuk membiayai investasi,” ucapnya.
Sebenarnya langkah tersebut bisa membantu stabilisasi jangka pendek, namun Rully juga mengingatkan agar penggunaan dana dividen BUMN sebaiknya tidak digunakan terlalu besar untuk intervensi pasar.
Ia mengimbau pemerintah sebaiknya membiarkan pasar bergerak secara alami. Intervensi hanya perlu dilakukan dalam konteks menjaga kepercayaan dan stabilitas, bukan sebagai instrumen utama menggerakkan pasar modal.
“Karena ini istilahnya stabilisasi market lah untuk menjaga kepercayaan. Dalam jangka pendek oke, tapi mungkin enggak boleh terus-terusan,” kata Rully mengakhiri.