Hasil Investigasi Pelindo: Ini Penyebab Kemacetan Panjang di Pelabuhan Tanjung Priok

Achmad Fauzi Suara.Com
Kamis, 24 April 2025 | 12:00 WIB
Hasil Investigasi Pelindo: Ini Penyebab Kemacetan Panjang di Pelabuhan Tanjung Priok
Suasana aktivitas bongkar muat di terminal peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (25/8/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setelah insiden kemacetan yang terjadi pada 17–18 April lalu di Pelabuhan Tanjung Priok, PT Pelindo melakukan evaluasi internal. Hasilnya, diketahui bahwa kemacetan tersebut bersumber dari overload aktivitas di salah satu terminal petikemas, yakni NPCT1.

Direktur Utama Pelindo, Arif Suhartono menegaskan, kemacetan tersebut terjadi akibat kesalahan manajerial di terminal tersebut.

"Berdasarkan hasil investigasi yang cukup detail, disimpulkan bahwa permasalahan kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok adalah akibat kecerobohan dan ketidakcermatan NPCT1 dalam melakukan perencanaan operasi. Dan perlu kami jelaskan juga, kejadian ini tidak ada kaitannya sama sekali dengan pembatasan angkutan pada saat Lebaran," ujar Arif dalam keterangannya, Kamis (24/4/2025).

Arif menjelaskan bahwa masalah timbul akibat penumpukan aktivitas secara bersamaan: tiga kapal sandar di terminal yang sama, tingkat kepadatan lapangan atau Yard Occupancy Ratio (YOR) melewati ambang batas, dan alat bongkar muat (RTG) harus bekerja melebihi kapasitas saat menerima dan mengirim petikemas.

Berbeda dengan NPCT1, terminal-terminal internasional lainnya seperti JICT, KOJA, MAL, dan Terminal 3 beroperasi tanpa kendala saat itu.

Untuk meredakan situasi, Pelindo segera berkoordinasi dengan otoritas pelabuhan memindahkan sandaran kapal ke terminal lain. Langkah ini terbukti efektif menurunkan kepadatan dan mengembalikan kondisi pelabuhan ke keadaan normal.

"Untuk menurunkan kepadatan di NPCT1, Pelindo bersama otoritas terkait melakukan pemindahan sandaran ke terminal lain untuk kapal yang akan melakukan kegiatan bongkar sehingga tingkat kepadatan lapangan petikemas lebih cepat turun. Selain itu, kami meningkatkan pengawasan terhadap proses keluar masuk barang untuk memastikan situasi normal terus terjaga," lanjut Arif.

Hasilnya, pada malam 18 April situasi mulai terkendali, dan kemacetan dinyatakan pulih sepenuhnya pada Sabtu dini hari, 19 April. Arif juga menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh pengguna jasa pelabuhan.

"Sekali lagi kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyaman yang terjadi akibat kejadian tersebut, dan kami terus melakukan kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan di pelabuhan, agar kejadian serupa tidak terulang kembali," ungkapnya.

Baca Juga: Macet Horor di Pelabuhan Tanjung Priok, INSA Beri Catatan Khusus

Karena penyebab sudah teridentifikasi secara rinci, Pelindo kini menerapkan sejumlah solusi. Dalam jangka pendek, NPCT1 akan membatasi jumlah kapal yang sandar. Selain itu, akan diterapkan pengaturan lalu lintas truk melalui sistem Truck Booking System (TBS) dan mendorong implementasi dual move operation, agar truk membawa muatan baik saat datang maupun pergi, sehingga lebih efisien.

Untuk solusi jangka panjang, Pelindo menyiapkan pembangunan jalan baru, New Priok Eastern Access (NPEA), yang akan menghubungkan terminal langsung ke jalan tol pelabuhan.

"Jalan ini akan mendukung kelancaran pergerakan barang dari dan menuju kawasan industri, termasuk kawasan industri Cikarang, Cibitung, dan kawasan lainnya, ke Pelabuhan Tanjung Priok," imbuh Arif.

Catatan INSA

DPP INSA mengajak seluruh pihak untuk menahan diri untuk tidak saling menyalahkan terkait kemacetan yang terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok pada Kamis (17/04/2025).

Ketua Umum DPP INSA Carmelita Hartoto mengatakan, kemacetan terjadi karena peningkatan kegiatan ekspor di Pelabuhan Tanjung Priok, yang mana ini menjadi sinyal positif bahwa kegiatan ekspor Indonesia tetap menggeliat di tengah situasi tekanan situasi global akibat tarif resiprokal yang ditetapkan Amerika.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI