Suara.com - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), masih terus betah di zona hijau hingga akhir perdagangan pada Jumat, 2 Mei 2025.
Mengutip data RTI Business IHSG menguat menuju level 6.815, atau naik 48,89 poin atau 0,72 persen.
Pada perdagangan hari ini, sebanyak 20,12 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi sebesar Rp11,87 triliun, serta frekuensi sebanyak 1,18 juta kali.
Dalam perdagangan hari ini, sebanyak 315 saham bergerak naik, sedangkan 306 saham mengalami penurunan, dan 187 saham tidak mengalami pergerakan.
Di perdagangan hari ini, beberapa saham yang mengalami kenaikan sebagai penggerak IHSG diantaranya, JATI, UNTD, DKFT, MMIX, BKSL, HEAL, DIVA, GPRA, KRYA, NIKL, TPIA, EMTK.
Sementara, saham-saham yang alami jeblok pada perdagangan hari ini diantaranya, SMIL, NAIK, PAMG, NINE, PACK, TINS, HRTA, CAMP, SIDO, OBAT.
Meleset dari proyeksi
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terancam mengalami koreksi pada perdagangan hari ini, Jumat, 2 Mei 2025. Meskipun sentimen global secara umum menunjukkan arah yang positif.
Ketidakmampuan IHSG untuk menembus level resistance kuat di 6.800 pada akhir perdagangan April menjadi sinyal teknikal utama bahwa tekanan jual masih mendominasi, di tengah kehati-hatian investor terhadap arah pasar dalam jangka pendek.
Baca Juga: IHSG Dibuka Menguat Tembus Level 6.800
Head of Retail ResearchBNI Sekuritas, Fanny Suherman mengatakan, IHSG sebelumnya ditutup menguat tipis sebesar 0,26 persen pada perdagangan akhir April, didorong oleh aksi beli investor asing dengan net buy mencapai Rp239 miliar.
Saham-saham unggulan seperti BBCA, TLKM, ANTM, ASII, dan TPIA tercatat menjadi incaran investor asing.
"Namun, secara teknikal, indeks belum mampu menembus level resistance psikologis di kisaran 6.800-6.830, sehingga berisiko mengalami koreksi teknikal dalam jangka pendek," ujar Fanny dalam riset hariannya, Jumat (2/5/2025).
BNI Sekuritas mencatat bahwa level support IHSG berada di kisaran 6.680 hingga 6.730, dan jika level ini ditembus, tekanan jual dapat semakin dalam. Hal ini juga menjadi perhatian investor menjelang data ekonomi penting dari dalam negeri serta potensi volatilitas global yang masih tinggi.
Dari sisi global, mayoritas bursa saham dunia mencatatkan penguatan, terutama di Amerika Serikat dan Jepang. Indeks-indeks Wall Street ditutup di zona hijau pada Kamis waktu setempat (1/5), seiring dengan laporan keuangan yang kuat dari dua raksasa teknologi, Microsoft dan Meta Platforms.
Kedua perusahaan ini berhasil menenangkan kekhawatiran investor terkait prospek pertumbuhan kecerdasan buatan (AI) di tengah ketidakpastian ekonomi makro.
S&P 500 naik 0,63 persen, Nasdaq Composite melesat 1,52 persen, dan Dow Jones Industrial Average menguat 0,21 persen. Saham Microsoft tercatat melonjak hingga 7,6 persen setelah melaporkan pendapatan dan laba kuartal ketiga fiskal yang melebihi ekspektasi.
Meta juga mengalami kenaikan saham sebesar 4,2 persen, didorong oleh pertumbuhan pendapatan yang kuat di kuartal pertama 2025.
CEO Meta, Mark Zuckerberg, menegaskan kesiapan perusahaan menghadapi ketidakpastian ekonomi, sementara Microsoft menyatakan akan meningkatkan belanja modal untuk memperluas kapasitas pusat data, menandai strategi agresif dalam memperkuat dominasi di sektor AI dan cloud computing.
Sementara itu, di kawasan Asia Pasifik, pergerakan bursa cenderung terbatas karena banyak pasar ditutup untuk memperingati Hari Buruh. Jepang menjadi salah satu yang tetap aktif, dengan indeks Nikkei 225 naik 1,13 persen dan Topix menguat 0,46 persen, menyusul keputusan Bank of Japan (BoJ) yang mempertahankan suku bunga acuan serta merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonominya.
![Layar menampilkan pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (30/12/2024). [ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/nym.]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/12/30/43587-ihsg-indeks-harga-saham-gabungan-bursa-efek-ilustrasi-bursa-ilustrasi-ihsg.jpg)
Australia juga mencatatkan surplus perdagangan yang melonjak tajam menjadi AUD 6,9 miliar, memberikan dorongan bagi indeks S&P/ASX 200 yang naik 0,24 persen.
Meski sentimen eksternal cenderung konstruktif, BNI Sekuritas memperingatkan bahwa pelaku pasar di Tanah Air tetap harus mewaspadai potensi koreksi lanjutan pada IHSG.
Kegagalan menembus resistance teknikal di 6.800 dan potensi aksi ambil untung (profit taking) dapat menekan indeks, terutama jika tidak disertai oleh katalis positif dari dalam negeri.
Untuk hari ini, sejumlah saham yang direkomendasikan untuk diperhatikan adalah TLKM, BUMI, PTRO, AMRT, DOOH, dan INKP, yang dinilai memiliki potensi teknikal menarik dalam jangka pendek, meskipun IHSG cenderung melemah.