Suara.com - Jaringan apotek AS akhirnya tumbang. Perusahaan farmask, Rite Aid mengungumkan akan bangkrut. Serta menerima persetujuan pengadilan untuk melakukan penjualan cepat untummencapai kesepakatan dengan pembeli dan mendapatkan persetujuan penjualan hanya dalam waktu dua minggu.
Keputusan bangkruy ini disetujui oleh Hakim Kepailitan AS Michael Kaplan. Dia mengatakan Rite Aid perlu segera mendapatkan pembeli untuk memastikan kelancaran transfer layanan resep bagi 8 juta pelanggannya.
Apalagi, Rite Aid mengajukan kebangkrutan pada hari Senin untuk kedua kalinya dalam dua tahun, setelah kinerja yang buruk dalam bisnis ritelnya membuat perusahaan tersebut sulit untuk mempertahankan arus kas yang cukup dan mengisi kembali persediaan ritelnya.
Selain itu, perusahaan, yang memiliki sekitar 1.200 lokasi, mencoba menjual seluruh bisnisnya dalam kebangkrutan keduanya.
Perusahaan yang berbasis di Pennsylvania tersebut bangkrut dengan utang lebih dari 2 miliar dollar AS atau sekitar Rp32 triliun. Tidak hanya itu perusahaan juga memperingatkan karyawan tentang kemungkinan pemutusan hubungan kerja awal minggu ini.
Berdasarkan prosedur penjualan yang disetujui Kaplan, penawaran untuk aset apotek Rite Aid harus diserahkan paling lambat tanggal 13 Mei, dan Rite Aid akan meminta persetujuan akhir untuk satu atau beberapa penjualan pada sidang pengadilan tanggal 21 Mei.
Pengacara Rite Aid Alice Eaton memberi tahu Kaplan bahwa perusahaan saat ini sedang bernegosiasi dengan sedikitnya 15 penawar, setelah menghubungi calon pembeli pada bulan Maret.
Jika Rite Aid menjual bisnis apoteknya pada jadwal yang diusulkan, perusahaan akan mencoba menjual aset yang tersisa pada bulan Juni, termasuk bisnis es krim Thrifty, kekayaan intelektualnya, dan toko ritel yang tersisa yang tidak dijual sebagai bagian dari penjualan apotek.
Rite Aid sebelumnya mengajukan perlindungan Bab 11 pada bulan Oktober 2023 setelah melaporkan kerugian sebesar 750 juta dollar AS untuk tahun fiskal sebelumnya.
Baca Juga: OJK: Utang Pinjol Masyarakat Indonesia Tembus Rp 80,2 Triliun
Perusahaan tersebut menggunakan kebangkrutan sebelumnya untuk memangkas utang sebesar 2 miliar dollar AS menutup ratusan toko, menjual perusahaan farmasi Elixir, dan menegosiasikan penyelesaian dengan pemberi pinjamannya, mitra distribusi obat McKesson, serta kotamadya yang telah menggugat Rite Aid karena diduga memberikan resep mencurigakan untuk obat opioid yang membuat ketagihan.
Selain Rite Aid, beberapa perusahaan di Amerika mengalami kebangkrutan. Salah satunya adalah WeightWatchers. Perusahaan berusia 62 tahun yang merevolusi diet bagi jutaan orang di seluruh dunia, telah mengajukan kebangkrutan.
Padahal mereka dikenal dalam meningkatkan fleksibilitas investasi serta inisiatif pertumbuhan strategisnya, dan melayani jutaan anggotanya di seluruh dunia dengan lebih baik. Selama proses kebangkrutan, sejumlah besar utangnya akan dihapuskan, dan perusahaan tersebut berharap untuk bangkit dalam waktu sekitar 40 hari sebagai perusahaan yang diperdagangkan secara publik. Operasional untuk para anggotanya akan terus berjalan seperti biasa.
"Tindakan tegas yang kami ambil hari ini, dengan dukungan luar biasa dari para pemberi pinjaman dan pemegang obligasi, akan memberi kami fleksibilitas untuk mempercepat inovasi, berinvestasi kembali pada anggota kami, dan memimpin dengan penuh otoritas dalam lanskap manajemen berat badan yang berkembang pesat," kata CEO Tara Comonte.
Sebagai informasi, perusahaan ini didirikan pada tahun 1963 oleh Jean Nidetch, seorang yang menggambarkan dirinya sebagai "ibu rumah tangga yang kelebihan berat badan yang terobsesi dengan kue" yang muak dengan diet dan pil yang sedang tren.
Perusahaan tersebut memiliki 3,3 juta pelanggan pada akhir tahun 2024. Saham WW telah berubah menjadi saham penny, jauh berbeda dari saat diperdagangkan pada puncaknya di sekitar 100 dollar AS pada tahun 2018.