"Menurunnya ketegangan antara Tiongkok dan AS mengurangi permintaan terhadap aset safe haven seperti emas," ujar Giovanni Staunovo, analis komoditas di UBS, bank asal Swiss sekaligus salah satu penjernih emas batangan terkemuka di London.
Meskipun harga emas masih bertahan di level tinggi secara historis, pasar tetap waspada menjelang rilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) Amerika Serikat bulan April yang dijadwalkan pada hari ini. Data ini dipandang krusial oleh para pelaku pasar untuk memperkirakan arah kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed) ke depan.
Konsensus pasar memperkirakan bahwa IHK utama akan mencatat kenaikan sebesar 2,4 persen secara tahunan (YoY) pada bulan April, sedangkan IHK inti diperkirakan meningkat sebesar 2,8 persen YoY. Hasil aktual dari laporan ini akan sangat berpengaruh terhadap ekspektasi suku bunga jangka pendek.
Dalam pasar swap, para pelaku pasar telah memperkirakan bahwa The Fed akan mulai memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan bulan September mendatang.
Selain itu, mereka juga memperkirakan dua kali pemangkasan tambahan menjelang akhir tahun ini. Menariknya, pekan lalu ekspektasi pasar mencerminkan kemungkinan tiga kali pemangkasan, dengan perubahan pertama yang bahkan bisa dimulai pada bulan Juli.
Sementara itu, dinamika geopolitik global juga turut menjadi perhatian pasar emas. Perdana Menteri India, Narendra Modi, menyatakan pada hari Senin bahwa operasi militer terhadap Pakistan hanya ditunda untuk sementara waktu, dengan kelanjutannya bergantung pada sikap dan perilaku Pakistan ke depan.
Di Eropa Timur, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan kesiapannya untuk bertemu langsung dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada pekan ini. Pernyataan ini muncul setelah mantan Presiden AS Donald Trump mendesak Zelensky untuk segera menerima tawaran Putin guna menggelar pembicaraan damai di Turki.
Ketidakpastian geopolitik seperti ini berpotensi kembali meningkatkan minat terhadap aset safe haven seperti emas. Setiap eskalasi konflik atau ketegangan internasional dapat menjadi pendorong baru bagi harga logam mulia di tengah ketidakstabilan pasar global.