Suara.com - Paviliun Indonesia di World Expo 2025 Osaka menggelar forum bisnis untuk membuka peluang investasi antar pelaku usaha, pemangku kebijakan, dan mitra internasional dari Jepang.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mendukung transformasi ekonomi tangguh dan ramah lingkungan.
"Bank Indonesia mendukung pengembangan ekosistem keuangan hijau dan sistem pembayaran digital yang inklusif, termasuk pemberdayaan UMKM. Kami percaya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan yang kuat adalah fondasi penting bagi keberhasilan transformasi struktural," ujarnya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa (13/5/2025).
Dalam forum yang mempertemukan 70 peserta dari berbagai sektor strategis ini, Deputi Destry juga menyoroti pentingnya sinergi dalam kerangka kerja sama green financing, digital economy, dan local currency transaction yang terus diperkuat bersama mitra Jepang, serta mempromosikan 10 proyek unggulan di Indonesia.
Senada dengan hal tersebut, Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi, menyampaikan “Forum bisnis ini adalah contoh nyata kerja sama Indonesia dan Jepang, terlebih Indonesia dan Jepang telah menjalin kemitraan strategis komprehensif, yaitu kemitraan yang mencerminkan pendalaman kerja sama di berbagai sektor, seperti ekonomi hijau dan hilirisasi industri,"imbuhnya.
Dalam forum bisnis ini dilakukan penandatanganan Letter of Intent oleh investor Jepang sebagai bentuk komitmen mendorong investasi hijau dan berkelanjutan.
Penandatanganan mencakup: i) Proyek pengembangan Bogor Tramway oleh Kishu Tetsudo Co., Ltd.; ii) Proyek pembangkit Listrik Tenaga Surya Apung oleh TEPCO Renewable Power Inc., Morimitsu Industry Co., Ltd., dan ExBROAD Co., Ltd.; iii) Proyek budidaya bandeng terintegrasi oleh Make Moment Production, serta iv) Proyek pengelolaan limbah dan proyek bahan bakar RDF oleh Takashima Eisei Co., Ltd.
Indonesia juga terus menegaskan komitmen mendorong hilirisasi dan investasi yang berkualitas. “Indonesia tengah mendorong pembangunan industri berbasis sumber daya alam secara berkelanjutan dan peningkatan nilai tambah. Kami mengajak mitra strategis Jepang untuk ikut serta dalam transformasi ini, khususnya di sektor energi baru terbarukan, pengolahan mineral, dan kawasan industri hijau," ujar Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM Imam Soejoedi.
Forum bisnis dilanjutkan dengan diskusi panel yang bertajuk Driving Sustainable Investments: Opportunities and Challenges in Indonesia yang membahas kebijakan investasi hijau, implementasi local currency transaction (LCT) oleh Bank Indonesia, dan peluang strategis pasar Indonesia. Minat calon investor begitu tinggi, terlihat dari antusiasme mereka yang luar biasa untuk berdiskusi secara langsung dengan pemilik proyek. Pada sesi business matching yang dilaksanakan usai forum bisnis, tercatat 35 calon investor bertemu dengan 10 pemilik proyek dan berpotensi untuk ditindaklanjuti dalam rangka menarik investasi asing ke Indonesia.
Baca Juga: Pinjol Masih Banyak, 2.422 Kontak Debt Collector Telah Diblokir
Sebelumnya, Survei Konsumen Bank Indonesia pada April 2025 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi terjaga. Direktur Eksekutif Komunikasi BI Ramdan Denny mengatakan hal ini tecermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) April 2025 yang berada pada level optimis sebesar 121,7, lebih tinggi dibandingkan dengan indeks pada bulan sebelumnya sebesar 121,1.
"Terjaganya keyakinan konsumen pada April 2025 ditopang oleh Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)," katanya.
Adapun, IKE tercatat sebesar 113,7 pada April 2025, lebih tinggi dibandingkan dengan indeks bulan sebelumnya sebesar 110,6. Sementara itu, IEK tetap berada pada level optimis sebesar 129,8, meski lebih rendah dibandingkan dengan indeks bulan sebelumnya sebesar 131,7.
Selain itu, uang primer(M0) Adjusted1 pada April 2025 tumbuh 13,0% (yoy) setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 21,8% (yoy) sehingga tercatat sebesar Rp1.952,3 triliun.
Perkembangan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan uang kartal yang diedarkan sebesar 7,3% (yoy) dan giro bank umum di Bank Indonesia adjusted sebesar 9,9% (yoy). Berdasarkan faktor yang memengaruhinya, pertumbuhan M0 Adjusted dipengaruhi oleh pengendalian moneter yang sudah mempertimbangkan dampak pemberian insentif likuiditas (pengendalian moneter adjusted).
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) melaporkan selama libur panjang, aliran modal asing keluar sebanyak Rp 49,38 triliun. Direktur Eksekutif Komunikasi BI Ramdan Denny mengatakan aliran modal asing yang keluar banyak dari pasar saham.
"Selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen s.d. 8 Mei 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp49,38 triliun di pasar saham dan Rp15,80 triliun di SRBI, serta beli neto Rp30,18 triliun di pasar SBN,"katanya.
Sementara itu, berdasarka data transaksi 5 hibgga 8 Mei 2025, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp0,12 triliun, terdiri dari jual neto Rp2,70 triliun di pasar saham. Lalu, Rp4,07 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), serta beli neto Rp6,88 triliun di pasar SBN.
Sementara itu, premi risiko investasi atau premi credit default swaps (CDS) Indonesia 5 tahun turun ke level 89,65 bps per 8 Mei 2025, dibandingkan dengan 94,63 bps per 2 Mei 2025.
Selain itu, BI juga melaporkan perkembangan nilai tukar 5 sampai 9 Mei 2025. Tercatat, nilai tukar per hari Kamis (8/5), rupiah ditutup di level (bid) Rp16.490 per dolar AS, dan dibuka pada level (bid) Rp16.530 per dolar AS pada Jumat (9/5).
Lalu, yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke level 6,84 persen pada Kamis (8/5) dan naik ke level 6,85 persen pada Jumat (9/5).
Sementara untuk indeks dolar (DXY) menguat ke level 100,64 dan yield UST (US Treasury) dengan tenor 10 tahun naik ke level 4,379 persen.
Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.