InJourney terus berkomitmen untuk mendorong ekosistem pariwisata yang inklusif di Candi Borobudur. Borobudur menjadi wajah pariwisata yang memuliakan nilai spiritual dan budaya bangsa. Pengelolaan Candi Borobudur menjadi model pengembangan destinasi pariwisata di Indonesia lainnya yakni tidak hanya sekadar berorientasi pada angka kunjungan dan profit, akan tetapi juga kualitas pengalaman, kelestarian budaya dan pemberdayaan masyarakat.

“Candi Borobudur merupakan ekosistem pariwisata yang inklusif, yang berarti harus mampu menjangkau seluruh kalangan. Karena itu, InJourney telah mendorong berbagai prakarsa untuk menjadikan Candi Borobudur bukan hanya tempat wisata sejarah dan budaya, akan tetapi juga sebagai pusat spiritualitas yang terbuka untuk semua kalangan, tanpa memandang agama, suku, atau latar belakang pengunjung,” tambah Maya Watono.
Maya juga menambahkan bahwa pengelolaan Candi Borobudur membuktikan bahwa ketika destinasi wisata dikembangkan dengan pendekatan inklusif, kontemplatif, dan berbasis komunitas, maka hasilnya tidak hanya dari sisi ekonomi, tetapi juga warisan nilai bagi generasi mendatang.
“Dengan dukungan para pemangku kepentingan, Candi Borobudur ke depan tidak hanya sekadar menjadi ikon dunia, akan tetapi juga rumah spiritual global yang penuh kedamaian,” tutup Maya Watono. ***