InJourney Mentransformasi Borobudur Jadi Destinasi Kultural Spiritual yang Inklusif Saat Waisak

Rabu, 14 Mei 2025 | 16:47 WIB
InJourney Mentransformasi Borobudur Jadi Destinasi Kultural Spiritual yang Inklusif Saat Waisak
Festival lampion dan atraksi drone show tentang perjalanan Sang Buddha adalah hasil kolaborasi InJourney dengan Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) didukung Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Dok: InJourney)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

InJourney terus berkomitmen untuk mendorong ekosistem pariwisata yang inklusif di Candi Borobudur. Borobudur menjadi wajah pariwisata yang memuliakan nilai spiritual dan budaya bangsa. Pengelolaan Candi Borobudur menjadi model pengembangan destinasi pariwisata di Indonesia lainnya yakni tidak hanya sekadar berorientasi pada angka kunjungan dan profit, akan tetapi juga kualitas pengalaman, kelestarian budaya dan pemberdayaan masyarakat.

Perayaan Waisak di Candi Borobudur juga diikuti 36 bhikkhu dari berbagai negara seperti Thailand, Kamboja, Malaysia, USA yang sebelumnya melakukan ritual Thudong sejauh 2.600 km dari Thailand menuju Indonesia dalam ritual Thudong (Dok: InJourney)
Perayaan Waisak di Candi Borobudur juga diikuti 36 bhikkhu dari berbagai negara seperti Thailand, Kamboja, Malaysia, USA yang sebelumnya melakukan ritual Thudong sejauh 2.600 km dari Thailand menuju Indonesia dalam ritual Thudong (Dok: InJourney)

“Candi Borobudur merupakan ekosistem pariwisata yang inklusif, yang berarti harus mampu menjangkau seluruh kalangan. Karena itu, InJourney telah mendorong berbagai prakarsa untuk menjadikan Candi Borobudur bukan hanya tempat wisata sejarah dan budaya, akan tetapi juga sebagai pusat spiritualitas yang terbuka untuk semua kalangan, tanpa memandang agama, suku, atau latar belakang pengunjung,” tambah Maya Watono.

Maya juga menambahkan bahwa pengelolaan Candi Borobudur membuktikan bahwa ketika destinasi wisata dikembangkan dengan pendekatan inklusif, kontemplatif, dan berbasis komunitas, maka hasilnya tidak hanya dari sisi ekonomi, tetapi juga warisan nilai bagi generasi mendatang.

“Dengan dukungan para pemangku kepentingan, Candi Borobudur ke depan tidak hanya sekadar menjadi ikon dunia, akan tetapi juga rumah spiritual global yang penuh kedamaian,” tutup Maya Watono. ***

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI