Di tengah percepatan transisi energi dan penerapan kebijakan net zero emission, kehadiran layanan konsultasi karbon yang andal dan kredibel semakin dibutuhkan.
Pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca melalui dokumen Nationally Determined Contribution (NDC), serta mendorong sektor swasta, termasuk BUMN, untuk mengambil peran aktif dalam mendukung target tersebut.
Melalui penguatan pihak internasional dan pemanfaatan teknologi, layanan konsultasi karbon diharapkan tidak hanya menjadi instrumen administratif, tetapi juga sebagai fondasi strategis dalam mendorong perubahan model bisnis menuju praktik yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Karbon adalah elemen kimia yang fundamental bagi kehidupan di Bumi. Dengan nomor atom 6 dan simbol C, karbon memiliki kemampuan unik untuk membentuk ikatan yang stabil dengan dirinya sendiri dan atom lain, menghasilkan berbagai macam molekul kompleks.
Kemampuan karbon membentuk rantai dan cincin panjang memungkinkan terbentuknya senyawa organik, seperti karbohidrat, lipid, protein, dan asam nukleat, yang merupakan dasar dari semua makhluk hidup.
Selain itu, karbon juga ditemukan dalam bentuk anorganik, seperti karbon dioksida (CO2) di atmosfer dan karbonat dalam batuan.
Karbon hadir dalam berbagai alotrop, bentuk fisik yang berbeda dengan sifat yang berbeda pula. Contohnya adalah intan yang sangat keras dan grafit yang lunak dan digunakan dalam pensil.
Penemuan terbaru, seperti fullerene dan nanotube karbon, menunjukkan potensi karbon dalam nanoteknologi dan material canggih.
Siklus karbon, yaitu pergerakan karbon antara atmosfer, lautan, daratan, dan makhluk hidup, memegang peranan penting dalam mengatur iklim global.
Baca Juga: BKI Kumpulkan Pakar Bahas Solusi Angkut Mobil Listrik Lewat Laut
Aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, telah mengganggu siklus ini, menyebabkan peningkatan kadar CO2 di atmosfer dan berkontribusi terhadap perubahan iklim.