Suara.com - Kepala Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) Indonesia, Rosan Roeslani mulai bersafari mengenalkan lembaga baru yang dipimpin.
Salah satunya, mengunjungi kantor BlackRock, perusahaan manajemen aset terbesar di dunia, guna mendorong investasi berkelanjutan di Indonesia.
Hal ini terungkap dalam pertemuan antara Kepala BPI Danantara, Rosan Roeslani, dengan jajaran pimpinan senior BlackRock di New York yang diunggah Rosan lewat Instagram resminya @rosanroeslani, Kamis, 15 Mei 2025.
Dalam pertemuan tersebut, Rosan bertemu dengan tiga Senior Managing Director BlackRock, yaitu Adebayo Ogunlesi, Rajeev Rao, dan Charles Hatami.
Diskusi difokuskan pada potensi kolaborasi dalam sejumlah sektor prioritas nasional, termasuk transisi energi, pembangunan infrastruktur digital, serta pengembangan ekosistem pembiayaan hijau yang inklusif dan berkelanjutan.
"Pertemuan ini menandai langkah konkret Danantara dalam membangun kemitraan strategis dengan pelaku global. Sinergi ini sangat penting dalam mewujudkan prioritas pembangunan nasional sekaligus menarik investasi asing berkualitas ke Indonesia," ujar kata Rosan.
Menurut Rosan yang juga menjabat sebagai Menteri Investasi dan Hilirasi ini , kolaborasi ini menjadi sinyal kuat atas meningkatnya kepercayaan investor global terhadap prospek perekonomian Indonesia.
"Sebagai perusahaan investasi terbesar di dunia dengan total aset kelolaan (AUM) lebih dari USD 11 triliun, BlackRock menunjukkan kepercayaan global terhadap stabilitas dan potensi pertumbuhan ekonomi kita," tambahnya.
Langkah ini juga dinilai selaras dengan misi Danantara sebagai institusi pengelola investasi strategis yang memiliki mandat untuk mendorong pembangunan ekonomi nasional melalui kemitraan jangka panjang dengan investor global. Fokus utama diarahkan pada sektor-sektor dengan dampak luas, termasuk transisi energi rendah karbon, konektivitas digital, dan pembangunan infrastruktur berkelanjutan.
Baca Juga: 1 Persen Aset Danantara Bisa Buat RI Jadi Raja Bitcoin Global Sejajar AS dan China
Arah Investasi Danantara
Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) mulai memetakan arah investasi yang akan didanai ke depan. Investasi Danantara ini akan dilakukan oleh Holding Investasi yang dipimpin oleh Pandu Patria Sjahrir.
Kepala BPI Danantara, Rosan Roeslani mengatakan, dana untuk investasi ini didapat dari dividen yang masuk ke Danantara. Menurut dia, Danantara tidak asal-asalan dalam dalam melakukan investasi.
"Nah dalam melakukan investasi kan ini tidak bisa langsung. Inilah peran dari Treasury kami untuk memastikan dana-dana itu juga terinvestasikan dengan baik dan benar, sebelum masuk kepada investasi yang yang jangka panjang," ujarnya dalam konferensi pers di Financial Hall Graha CIMB Niaga, Jakarta yang dikutip Selasa (25/3/2025).
Menteri Investasi dan Hilirisasi ini ini melanjutkan, dalam melakukan investasi ada kriteria-kriteria khusus mulai dari pengembalian investasi (return), penciptaan lapangan pekerjaan, dampak terhadap ekspor dan menurunkan impor, serta memiliki daya saing tinggi.
"Tapi dana-dana yang masuk secara bertahap melalui dividen ini Itu adalah dana yang akan dipergunakan dalam investasi ke depannya," kata Rosan.
Dalam kesempatan yang sama, Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Sjahrir telah membidik sektor-sektor mana saja yang akan dinvestasikan oleh Danantara. Misalnya, investasi yang menarik mulai dari ketahanan pangan, ketahanan energi, dan hilirisasi.
"Menurut saya downstreaming atau hilirisasi sekarang menarik, Dan kemudian Mengenai digital infrastructure Ini adalah hal-hal di mana ,emang banyak sekali interest untuk reinvestasi," ucap dia.
Mantan Bos emiten TOBA ini menegaskan, investasi yang dilakukan Danantara, merupakan investasi jangka panjang.
"Kemudian juga dari sisi focus return kita. Kita selalu melihat ini long term (jangka panjang). Mungkin berbeda dengan misalnya private equity, di mana harus menjual," beber dia.