Pada kesempatan yang sama, Head of Investment Information Mirae Asset, Martha Christina, memberikan pandangannya terkait strategi investasi di pasar saham. Ia menyarankan agar investor dan trader memanfaatkan momentum trading, terutama dengan memperhatikan kinerja emiten pada kuartal I/2025.
“Koreksi pasar masih mungkin terjadi namun diperkirakan terbatas, seiring dengan sentimen positif dari kesepakatan dalam Perang Dagang. Meskipun potensi penguatan pasar saham mulai terbatas karena adanya potensi aksi profit taking, strategi trading yang dapat diterapkan adalah memanfaatkan momentum trading dan melakukan pembelian saat harga saham mengalami pelemahan (buy on weakness) untuk emiten dengan kinerja kuartal I/2025 yang solid,” jelas Martha.
Ia mencatat setidaknya ada 13 saham dengan kinerja kuartal pertama tahun ini yang positif, dengan pilihan utama meliputi CPIN, ANTM, ARTO, RALS, dan DKFT. Martha juga menyoroti bahwa pasar saham saat ini masih berada di bawah tekanan jual akibat nilai jual bersih investor asing (nett foreign sell) yang mencapai Rp 35 triliun sejak awal tahun, meskipun telah menunjukkan tren positif dalam sebulan terakhir.
Lebih lanjut, dengan adanya sentimen Perang Dagang dan ancaman perlambatan ekonomi global, harga emas masih dianggap sebagai instrumen safe haven. Oleh karena itu, saham-saham terkait emas seperti ANTM, HRTA, ARCI, dan BRMS juga dapat menjadi pilihan investasi yang menarik.