Menkeu Sri Mulyani Ungkapkan Rasa Kecewa

Kamis, 15 Mei 2025 | 16:23 WIB
Menkeu Sri Mulyani Ungkapkan Rasa Kecewa
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers di Gedung Kementerian Keuangan di Jakarta, Kamis (18/7/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengungkapkan keprihatinannya atas minimnya representasi Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia di panggung kerja internasional, khususnya dalam institusi keuangan Islam global.

Hal ini ia sampaikan dalam acara Sarasehan Ekonom Islam Indonesia: Refleksi Peran IAEI dalam Pembangunan Ekonomi Nasional yang diselenggarakan oleh Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI), Kamis (15/5/2025).

Dalam kesempatan tersebut, Sri Mulyani memberikan contoh konkret, yaitu minimnya warga negara Indonesia yang menduduki posisi penting di Islamic Development Bank (IsDB), sebuah lembaga keuangan Islam internasional terkemuka. Padahal, Indonesia merupakan salah satu pemegang saham terbesar di IsDB, menduduki posisi ketiga tertinggi.  

"SDM-nya tidak ada satupun Vice President dari Islamic Development Bank dari Indonesia yang merupakan negara muslim terbesar di dunia tidak ada di dalam senior management profesional," ujar Sri Mulyani

Sri Mulyani menekankan bahwa permasalahan ini bukan sekadar soal kurangnya kesempatan, tetapi lebih kepada kualitas SDM Indonesia yang belum mampu bersaing secara global. Ia menyoroti beberapa faktor krusial yang menjadi penghambat, antara lain kompetensi teknis yang belum memadai, kemampuan berbahasa Arab yang minim, dan jaringan (networking) internasional yang lemah.  

"Banyak tantangan kita dan ini harus menjadi PR bagi kita apakah kompetensi, apakah kemampuan berbahasa Arab, apakah kemampuan networking," tuturnya.

Ia membandingkan kondisi Indonesia dengan negara-negara lain, seperti Pakistan dan India, yang berhasil menempatkan warganya di posisi strategis dalam IsDB, meskipun banyak dari mereka yang tidak menguasai bahasa Arab. Sri Mulyani mencontohkan salah satu koleganya, Muhtar, yang mampu menduduki posisi penting di IsDB meskipun tidak fasih berbahasa Arab.  

"Tapi yang saya lihat secara nyata di semua forum-forum dunia senior management itu banyak diisi oleh teman-teman kita yang berasal dari Pakistan, India Dan ini menjadi salah satu pembelajaran bagi kita semua. Teman saya Muhtar itu tidak bisa bahasa Arab Tapi dia bisa menduduki," jelasnya.  

Sri Mulyani menekankan bahwa penguasaan bahasa Arab bukanlah satu-satunya faktor penentu keberhasilan di kancah internasional. Namun, kemampuan ini dapat menjadi nilai tambah yang signifikan, terutama dalam konteks institusi keuangan Islam. Ia juga menyoroti pentingnya kompetensi teknis yang relevan dengan bidang pekerjaan, serta kemampuan membangun jaringan internasional yang luas.

Baca Juga: Cara Perusahaan Asing Dongkrak Daya Saing SDM Lokal

Lebih lanjut, Sri Mulyani mengajak seluruh pihak terkait, termasuk lembaga pendidikan, organisasi profesi, dan pemerintah, untuk bekerja sama dalam meningkatkan kualitas SDM Indonesia. Ia menekankan perlunya investasi dalam pendidikan dan pelatihan yang berorientasi pada kebutuhan pasar kerja global, serta upaya untuk meningkatkan kemampuan berbahasa asing, khususnya bahasa Arab.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI