Defisit APBN pada bulan Maret tersebut berasal dari pendapatan negara yang baru mencapai Rp 516,1 triliun atau 17,2 persen dari target tahun ini sebesar Rp 3.005,1 triliun, dan belanja negara sebesar Rp 620,3 triliun atau 17,1 persen dari target sebesar Rp 3.621,3 triliun. Perubahan drastis dari defisit ke surplus dalam waktu satu bulan ini tentu menimbulkan decak kagum dan optimisme di berbagai kalangan.
Kabar surplus APBN ini tentu menjadi sinyal positif bagi pemulihan ekonomi Indonesia dan memberikan ruang gerak yang lebih leluasa bagi pemerintah dalam menjalankan berbagai program pembangunan dan stimulus ekonomi.
Setelah sempat diterpa kekhawatiran defisit berkepanjangan, "kejutan" surplus di bulan April ini diharapkan menjadi awal dari tren positif kinerja fiskal Indonesia di sisa tahun 2025. Para pelaku pasar dan masyarakat pun kini menanti langkah-langkah strategis pemerintah dalam memanfaatkan surplus ini untuk semakin memacu pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.