Harga Emas Antam Naik Turun, Hari Ini Dibanderol Rp 1.894.000/Gram

Achmad Fauzi Suara.Com
Rabu, 21 Mei 2025 | 10:20 WIB
Harga Emas Antam Naik Turun, Hari Ini Dibanderol Rp 1.894.000/Gram
Emas batangan di salah satu gerai Bank Syariah di Jakarta, Rabu (12/10).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada hari Rabu, 21 Mei 2025 untuk ukuran satu dibanderol di harga Rp1.894.000 per gram.

Harga emas Antam itu berbalik naik lagi sebesar Rp23.000 dibandingkan hari Selasa, 20 Mei 2025 sebelumnya.

Sementara itu, harga Buyback (beli kembali) emas Antam dibanderol di harga Rp1.738.000 per gram.

Harga buyback itu juga naik Rp23.000 dibandingkan dengan harga buyback hari Selasa kemarin.

Seperti dilansir dari laman resmi Logam Mulia Antam, berikut adalah harga emas antam pada hari ini:

  • Emas 0,5 gram Rp997.000
  • Emas 1 Gram Rp1.894.000
  • Emas 2 gram Rp3.728.000
  • Emas 3 gram Rp5.567.000
  • Emas 5 gram Rp9.245.000
  • Emas 10 gram Rp18.435.000
  • Emas 25 gram Rp45.962.000
  • Emas 50 gram Rp91.845.000
  • Emas 100 gram Rp183.612.000
  • Emas 250 gram Rp458.765.000
  • Emas 500 gram Rp917.320.000
  • Emas 1.000 gram Rp1.834.600.000

Harga Emas Dunia Melonjak

Harga emas mencatat kenaikan untuk hari kedua berturut-turut pada Selasa, dipicu oleh melemahnya dolar AS (Greenback) di tengah meningkatnya ketidakpastian terhadap kebijakan perdagangan dan kondisi fiskal Amerika Serikat.

Seperti dilansir FXstreet, harga emas dunia diperdagangkan di level USD 3.289, naik lebih dari 1,50 persen pada saat penulisan.

Arsip foto - Pekerja menunjukkan emas yang dijual di Butik Emas Logam Mulia PT. Aneka Tambang (Antam) di Pulogadung, Jakarta Timur, Kamis (28/11/2024). ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/YU/pri.
Arsip foto - Pekerja menunjukkan emas yang dijual di Butik Emas Logam Mulia PT. Aneka Tambang (Antam) di Pulogadung, Jakarta Timur, Kamis (28/11/2024). ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/YU/pri.

Permintaan terhadap logam mulia ini meningkat tajam ketika pasar ekuitas AS mengalami pelemahan selama sesi perdagangan Amerika Utara. Ketidakpastian makin bertambah setelah Moody's menurunkan peringkat utang pemerintah AS dari AAA menjadi AA1, dengan prospek negatif, pada Jumat pekan lalu.

Baca Juga: Harga Emas Antam Suram Hari Ini, Turun Menjadi Rp 1.871.000/Gram

Langkah ini berdampak signifikan terhadap sentimen investor, mendorong peralihan posisi investasi ke aset safe haven seperti emas.

Nada kebijakan dari pejabat Federal Reserve (The Fed) tetap berhati-hati, tanpa indikasi adanya penurunan suku bunga dalam waktu dekat, meskipun ekonomi AS sedang menunjukkan perlambatan. Raphael Bostic dari Fed Atlanta pada hari Senin menyatakan bahwa ia hanya mendukung satu kali pemotongan suku bunga pada tahun 2025.

Sementara itu, Beth Hammack dari Cleveland Fed menyoroti bahwa kebijakan fiskal AS telah menyulitkan peran The Fed dalam menjaga keseimbangan ekonomi. Ia bahkan menyebut meningkatnya potensi terjadinya skenario stagflasi. Sejalan dengan itu, Alberto Musalem dari St. Louis Fed menyatakan bahwa kebijakan moneter saat ini sudah berada di posisi yang tepat.

Meski imbal hasil obligasi Treasury AS tetap tinggi selama sesi perdagangan, hal ini tidak menghalangi kenaikan harga emas. Imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 10 tahun tercatat naik hampir tiga basis poin ke level 4,477 persen, sementara imbal hasil riil AS naik ke 2,117 persen.

Penurunan suku bunga oleh bank sentral utama juga memberikan sentimen positif bagi logam kuning. Selama sesi perdagangan Asia, Bank Rakyat Tiongkok (PBoC) memangkas suku bunga, diikuti oleh langkah serupa dari Bank Sentral Australia (RBA), yang menurunkan suku bunga tunai dari 4,10 persen menjadi 3,85 persen.

Langkah ini meningkatkan daya tarik emas karena biaya peluang untuk memegang aset non-yield seperti emas menjadi lebih rendah.

Ketegangan geopolitik turut memperkuat permintaan terhadap emas. Gagalnya kesepakatan gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina, serta meningkatnya konflik di Timur Tengah, memicu kekhawatiran investor, yang mendorong mereka untuk mengalihkan aset ke logam mulia.

Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama dunia, turun 0,21 persen ke level 100,17, meski masih berada di atas level terendah harian 100,06. Penurunan ini memperkuat daya tarik emas yang dihargakan dalam dolar, membuatnya lebih murah bagi pembeli luar negeri.

Presiden Fed St. Louis Alberto Musalem menambahkan bahwa apabila ekspektasi inflasi tidak terkendali, maka kebijakan Fed akan lebih difokuskan pada stabilitas harga. Ia juga menekankan bahwa ketidakpastian terhadap dampak tarif apakah bersifat sementara atau berkelanjutan masih menjadi tantangan kebijakan.

Moody's, dalam laporan penurunan peringkat pekan lalu, menyoroti lebih dari satu dekade kurangnya tindakan efektif dari pemerintah dan Kongres AS dalam mengelola anggaran, yang pada akhirnya memperburuk posisi fiskal negara tersebut. Hal ini meningkatkan kekhawatiran atas keberlanjutan utang jangka panjang AS.

Dalam konteks tersebut, sejumlah bank besar optimistis terhadap prospek jangka panjang harga emas. Goldman Sachs memproyeksikan harga emas akan mencapai rata-rata USD3.700 per ons pada akhir tahun ini, dan bahkan menembus USD4.000 pada pertengahan 2026.

Dari sisi teknikal, harga emas diperkirakan akan melanjutkan tren penguatannya dan membatalkan pola grafik 'double top' yang sempat muncul lima hari lalu. Dengan momentum yang berpihak kepada pembeli, sebagaimana ditunjukkan oleh Indeks Kekuatan Relatif (RSI), emas berpeluang menembus level USD3.300 dalam waktu dekat.

Jika level ini terlewati, maka resistensi berikutnya berada pada level psikologis USD 3.350, disusul oleh USD3.400 dan puncak 7 Mei di USD 3.438. Jika terus menanjak, target jangka menengah adalah USD 3.500.

Namun, jika harga emas gagal mempertahankan level di atas USD 3.250, maka level support terdekat berada di USD 3.200, dengan Simple Moving Average (SMA) 50 hari di USD 3.176 sebagai penyangga berikutnya. Penurunan lebih dalam akan menguji support utama di USD 3.100.

Untuk minggu ini, pasar akan mencermati berbagai indikator ekonomi penting seperti pidato pejabat The Fed, data PMI Flash, data sektor perumahan, dan angka Klaim Pengangguran Awal, yang semuanya berpotensi menjadi pemicu volatilitas harga emas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI