Ekonomi Global Belum Mereda, BI Turunkan Suku Bunga Jadi 5,5 Persen

Rabu, 21 Mei 2025 | 15:38 WIB
Ekonomi Global Belum Mereda, BI Turunkan Suku Bunga Jadi 5,5 Persen
Bank Indonesia turunkan suku bunga
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan suku bunga 2,5 persn pada  level 5,5 persen. Demikian juga suku bunga deposit facility sebesar 4,75 persen dan suku bunga lending facility sebesar 6 persen.

Pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Mei 2025 , Gubernur BI Perry Warjiyo memutuskan untuk menurunkan BI Rate di angka 5,5 persen dengan pertimbangan fokus pengendalian inflasi. Lalu untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah karena meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global. 

" Keputusan ini konsisten untuk inflasi yang terkendali upaya untuk mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah. Ke depan BI mengarah kebijakan moneter yang sesuai fundamental dengan mencermati ruang pertumbuhan ekonomi sesuai dinamika yang terjadi,"Kata Perry Warjiyo secara virtual, Rabu (21/5/2025)

Kata dia,keputusan suku bunga ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi dalam sasaran 2,5±1% pada 2025, serta untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

"Konsisiten prakiraan inflasi 2025 dan 2026 tetap terkendali dan mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah. Bank Indonesia juga mencermati penurunan ruang suku bunga," katanya.

Serta, mencermati ruang untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai dinamika yang terjadi pada perekonomian global dan domestik.

Tidak hanya itu, dia melihat potensi kuat penurunan suku bunga the Fed, Fed Fund Rate, ke depannya. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. 

Gubernur BI Perry Warjiyo menuturkan kesepakatan penurunan tarif dagang antara Amerika Serikat (AS) dan sejumlah negara partner dagangnya mendorong proyeksi inflasi AS.

"Sehingga hal ini mendorong tetap kuatnya ekspektasi Fed Fund Rate," bebernya.

Baca Juga: Warga RI Diminta Tingkatkan Tabungan Wajib di Bank Demi Cita-cita Prabowo Subianto

Dia pun mewaspadai mengenai Fed Fund Rate akan terjadi penurunan. Hal inijuga bisa berdampak pada ekonomi negara berkembang termasuk Indonesia

"Di sekitar bulan September dan Desember itu juga salah satu bersmapak pada pergesaran aliaran modal di aset aman atau energing market tekanan nilai tukar rupiah karena mata uang dollar juga mereda," bebernya 

Sejalan dengan hal ini, imbal hasil US Treasury akan bergerak lebih tinggi dari perkiraan awal. Sementara itu, BI juga melihat aliran modal ke aset safe haven mengalami penurunan, seiring dengan perbaikan ekonomi global.

Kondisi ini diikuti oleh peningkatan aliran modal ke emerging market. "Akibatnya indeks terhadap negara maju melemah diikuti pelemahan mata uang negara berkembang," kata Perry.

Namun, dia mengungkapka negosiasi tarif masih dinamis dan ini memberikan ketidakpastian yang cukup tinggi.

"Kondisi ini memerlukan kewaspadaan untuk menjaga ketahanan eksternal mengendalikan stabilitas mendorong pertumbuhan dalam negeri," tambahnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI