Prabowo Siapkan 6 Bansos untuk Gairahkan Ekonomi, CORE Indonesia Soroti Durasi Efektivitas

Senin, 26 Mei 2025 | 14:33 WIB
Prabowo Siapkan 6 Bansos untuk Gairahkan Ekonomi, CORE Indonesia Soroti Durasi Efektivitas
Ilustrasi bansos. (Unsplash)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden RI Prabowo Subianto dikabarkan akan menggelontorkan enam jenis bantuan sosial (bansos) atau insentif pada tanggal 5 Juni 2025 mendatang selama dua bulan Juni dan Juli.

Paket bantuan ini disebut-sebut menyerupai skema bansos sebelumnya, mencakup diskon tarif transportasi, potongan tarif tol, diskon tarif listrik, hingga bantuan subsidi upah. Langkah ini diharapkan mampu mendongkrak kembali geliat ekonomi masyarakat yang belakangan ini menunjukkan tanda-tanda kelesuan.

Menanggapi rencana ini, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal, memberikan apresiasi positif terhadap upaya pemerintah.

Ia menilai bahwa paket stimulus ini merupakan langkah strategis Pemerintahan Prabowo untuk mengembalikan daya beli masyarakat, khususnya kelompok menengah ke bawah yang paling terdampak.

"Saya belum dapat informasi detail soal paket stimulus ini. Tapi yang paling penting adalah apakah kebijakan ini efektif? Sehingga balik lagi berapa lama waktu yang diberikan pemerintah dalam memberikan paket stimulus ini dan itu akan memberikan pengaruh," kata Faisal saat dihubungi Suara.com, Senin (26/5/2025).

Faisal menyoroti krusialnya durasi pemberian stimulus. Menurutnya, efektivitas kebijakan ini sangat bergantung pada seberapa lama bantuan-bantuan tersebut akan digelontorkan. Meskipun demikian, ia memuji inisiatif pemerintah dalam membantu masyarakat.

Secara khusus, Faisal menggarisbawahi pentingnya bantuan subsidi upah bagi pekerja dengan gaji di bawah Rp3,5 juta per bulan. Kelompok ini, terang Faisal, memberikan kontribusi signifikan, sekitar 45 persen, terhadap konsumsi masyarakat Indonesia.

"Kelompok ini sedang turun daya belinya, sehingga harus terus dibantu. Nah kembali lagi seberapa jauh efektivitas kebijakan ini tergantung durasi berapa lama program ini diberikan pemerintah," jelasnya.

Selain itu, diskon tarif listrik untuk kelompok 1.300 VA ke bawah juga mendapat sambutan baik dari Faisal. Ia berpendapat bahwa stimulus ini akan mengurangi beban pengeluaran rumah tangga, sehingga dana yang tadinya dialokasikan untuk listrik dapat dialihkan untuk kebutuhan lain yang lebih mendesak.

Baca Juga: 6 'Bansos' Disalurkan Pemerintah Mulai Juni 2025, Ini Daftar dan Sasarannya

Pun demikian dengan diskon tarif transportasi dan tarif tol. Faisal menilai kebijakan ini akan memberikan dampak besar bagi kelompok menengah ke bawah. Namun, ia menyarankan agar pemberian diskon tersebut lebih difokuskan pada sektor tertentu seperti angkutan umum atau angkutan kargo (barang) agar dampaknya lebih terasa dan tepat sasaran.

Meskipun detail paket stimulus ini masih menunggu pengumuman resmi, harapan besar tersemat pada kebijakan ini untuk kembali menggairahkan roda perekonomian dan meringankan beban masyarakat. Fokus pada durasi dan target sasaran akan menjadi kunci keberhasilan implementasi bansos dari Pemerintahan Prabowo.

Sebelumnya, Pemerintah terus menyiapkan berbagai upaya untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional, diantaranya berupa serangkaian kebijakan stimulus ekonomi.

Melalui rapat koordinasi yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta, Jumat, 23 Mei 2025, Pemerintah telah merumuskan sejumlah insentif ekonomi untuk kuartal II tahun 2025.

Insentif tersebut bertujuan untuk menjaga daya beli masyarakat dan menggerakkan perekonomian nasional, terutama selama periode libur sekolah di bulan Juni–Juli 2025.

“Stimulus ini diharapkan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal ke-2. Jadi momentum ini kita manfaatkan untuk membuat beberapa program. Nah, ini beberapa program yang disiapkan tentunya untuk mendorong pertumbuhan melalui apa yang bisa ditingkatkan melalui konsumsi,” ungkap Menko Airlangga.

Menko Airlangga menekankan bahwa pemberian stimulus di kuartal kedua menjadi krusial, mengingat telah lewatnya hari besar seperti Natal dan Tahun Baru yang dapat mendorong konsumsi masyarakat.

Stimulus tersebut disiapkan agar pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal kedua dapat tetap berada di kisaran 5%. Masa libur sekolah yang diikuti dengan pemberian gaji ke-13 akan menjadi momentum penting untuk mendorong daya beli masyarakat.

Lebih lanjut, Pemerintah telah menyiapkan 6 Paket Stimulus berbasis konsumsi domestik, dengan fokus pada peningkatan aktivitas masyarakat di sektor transportasi, energi, hingga bantuan sosial.

Stimulus pertama yakni berupa diskon transportasi yang mencakup diskon tiket kereta api, diskon tiket pesawat, serta diskon tarif angkutan laut selama masa libur sekolah. Kedua, Pemerintah akan memberikan potongan tarif tol dengan target sekitar 110 juta pengendara dan berlaku pada Juni-Juli 2025.

Ketiga, Pemerintah akan memberikan diskon tarif listrik sebesar 50% selama bulan Juni dan Juli 2025 yang ditargetkan bagi 79,3 juta rumah tangga dengan daya listrik sampai dengan 1.300 VA. Keempat, Pemerintah juga menambah alokasi bantuan sosial berupa kartu sembako dan bantuan pangan dengan target 18,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) untuk bulan Juni-Juli 2025.

Selanjutnya, stimulus kelima berupa Bantuan Subsidi Upah (BSU) bagi pekerja dengan gaji di bawah Rp3,5 juta atau UMP, serta guru honorer. Stimulus keenam, Pemerintah memperpanjang program diskon iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) bagi pekerja di sektor padat karya.

Keenam stimulus yang saat ini sedang difinalisasi dan direncanakan akan diluncurkan pada 5 Juni 2025 tersebut diharapkan akan mampu mendongkrak konsumsi masyarakat.

Pemerintah juga mengajak Pemerintah Daerah untuk berperan aktif menciptakan kegiatan pariwisata dan hiburan lokal guna mendorong pergerakan masyarakat dalam negeri selama masa liburan sekolah sehingga diharapkan dapat terus menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi nasional. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI