Jual Boneka Labubu, Wang Ning Masuk Daftar Orang Terkaya di Dunia

Minggu, 15 Juni 2025 | 12:11 WIB
Jual Boneka Labubu, Wang Ning Masuk Daftar Orang Terkaya di Dunia
Boneka viral Labubu yang diincar Gen Z. (Foto: dok @popmartid)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wang Ning, pendiri perusahaan mainan Pop Mart International Group, telah bergabung dengan jajaran sepuluh miliarder teratas di Tiongkok untuk pertama kalinya. Lantaran, boneka Labubu milik perusahaan tersebut laris manis di rak-rak toko di Asia, Eropa, dan AS.

Wang, yang merupakan ketua dan CEO perusahaan yang berpusat di Beijing tersebut, kini menjadi orang terkaya ke-10 di Tiongkok dan dunia. Dilansir Forbes, kekayaan bersih sebesar 22,7 miliar dolar AS atau sekitar Rp370 triliun.

Kekayaan ini dihasilkan berdasarkan saham Pop Mart. Pria berusia 38 tahun tersebut merupakan anggota termuda dari jajaran taipan teratas negara tersebut, yang meliputi pendiri ByteDance Zhang Yiming, Ketua Nongfu Spring Zhong Shanshan, dan salah seorang pendiri Tencent Ma Huateng.

Harga saham Pop Mart yang terdaftar di bursa saham Hong Kong telah naik tiga kali lipat menjadi lebih dari 270 dolar AS tahun ini. Dirancang oleh seniman kelahiran Hong Kong Kasing Lung, boneka Labubu buatan perusahaan tersebut dikoleksi oleh para selebritas di seluruh dunia, termasuk bintang pop Amerika Rihanna, penyanyi dan aktris Inggris-Albania Dua Lipa, dan Lisa dari girlband Korea Selatan Blackpink.

Labubu yang menyerupai kelinci, yang memiliki telinga runcing, gigi bergerigi, dan senyum nakal, membuat toko-toko menjadi riuh. Setelah Pop Mart meluncurkan boneka edisi ketiga pada bulan April, perkelahian pecah di salah satu toko di London di antara para penggemar yang ingin merogoh kocek 18,30 dolar AS per boneka.

Di pasar asalnya, Tiongkok, boneka Labubu seukuran manusia dilelang pada hari Selasa dengan harga 1,08 juta yuan atau sekitar 150 ribu dolar AS.

Bank Ping An di Tiongkok mencoba menarik pelanggan baru dengan menawarkan mainan Labubu kepada siapa saja yang membuka rekening baru dan menyetor lebih dari 50.000 yuan. Praktik itu baru-baru ini dihentikan oleh regulator keuangan, yang mengatakan bank tersebut menawarkan insentif yang tidak pantas untuk menarik simpanan.

Di tengah permintaan yang tampaknya tak terpuaskan untuk Labubu, bank investasi Deutsche Bank dan Morgan Stanley secara substansial menaikkan target harga mereka untuk saham Pop Mart. Deutsche Bank, misalnya, menaikkan targetnya sebesar 52 persen menjadi 303 dolar Hong Kong. Lantaran, momentum pertumbuhan luar negeri perusahaan yang kuat.

"Jarang bagi sebuah IP [kekayaan intelektual] komik/mainan untuk menembus tembok budaya dan diterima oleh budaya Asia serta bintang pop dan bintang olahraga Barat arus utama," tulis analis Deutsche Bank Jessie Xu dalam sebuah catatan penelitian.

Baca Juga: Pengusaha Tambang Low Tuck Kwong Jadi Orang Terkaya di Indonesia

Seorang perwakilan Pop Mart mengatakan perusahaan tidak berkomentar tentang harga sahamnya. Namun tidak semua orang yakin itu bisa bertahan lama.

"Secara keseluruhan, kami melihat saham Pop Mart dinilai terlalu tinggi dari perspektif jangka panjang," kata Jeff Zhang, analis ekuitas yang berbasis di Hong Kong di Morningstar, melalui email.

"Meskipun IP teratas seperti Labubu telah mempertahankan pertumbuhan penjualan yang kuat, kami pikir risiko bisnis jangka panjang tetap tinggi, karena daya tarik konsumen dapat beralih ke IP pesaing," tambahnya.

Kenny Ng, seorang ahli strategi sekuritas yang berbasis di Hong Kong di Everbright Securities International, mengatakan melalui WeChat, pertumbuhan jangka panjang Pop Mart bergantung pada apakah para desainernya dapat terus menciptakan produk yang laku,.

" Saham sekarang agak mahal, perusahaan senilai HK$365 miliar itu saat ini diperdagangkan dengan harga lebih dari 50 kali lipat dari perkiraan pendapatannya untuk tahun 2025, "katanya.

Pop Mart mengatakan penjualan selama tiga bulan pertama tahun ini tumbuh sebanyak 170 persen dari tahun ke tahun tanpa memberikan angka spesifik, menurut hasil kuartal pertama awal yang diumumkan melalui Bursa Efek Hong Kong pada bulan April.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI