PTPP Dapat Kontrak Baru Bangun RS di Riau Senilai Rp 663,2 Miliar

Achmad Fauzi Suara.Com
Senin, 16 Juni 2025 | 08:50 WIB
PTPP Dapat Kontrak Baru Bangun RS di Riau Senilai Rp 663,2 Miliar
PTPP Raih nilai kontrak baru bangun RS di Riau.

Suara.com - PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) meraih kontrak baru senilai Rp 663,2 miliar membangun Konstruksi Fisik dan Bangunan Rumah Sakit UPT Vertikal Riau. Pelaksanaan kontrak dan pembagunan ini dilaksanakan selama 600 hari kalender.

Proyek ini bertujuan memperkuat sistem layanan kesehatan di Riau dan kawasan Sumatera secara keseluruhan. Rumah sakit ini dirancang sebagai fasilitas unggulan untuk menangani penyakit berat seperti gangguan otak, jantung, dan uronefrologi.

Dengan dibangunnya RS ini, masyarakat Riau tidak perlu lagi berobat ke luar negeri atau kota besar lain, sehingga menekan beban ekonomi dan meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan berkualitas.

Proyek Kawasan IT Center/ist
Proyek Kawasan IT Center/ist

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan,aspek layanan sangat penting dan menjadi indikator baik atau tidaknya layanan rumah sakit tersebut.

"Kita harus membangun rumah sakit terbaik dengan fasilitas modern. RS ini harus menjadi pusat layanan unggulan, tidak hanya untuk jantung, stroke, dan ginjal, tetapi juga harus mengutamakan penanganan kanker," ujar Menkes Budi seperti dikutip dalam keterbukaan informasi, Senin (16/6/2025).

Selain itu, Budi berharap dengan adanya Rumah Sakit ini dapat menarik masyarakat Indonesia, khususnya yang berada di Pulau Sumatera agar tidak lagi berobat ke negeri seberang seperti Malaysia dan Singapura.

"Harapannya RS UPT Vertikal Kemenkes Riau dapat menarik 10 persen dari belanja orang Indonesia di luar negeri sebesar 176 triliun rupiah setiap tahunnya," kata Budi.

PTPP menerapkan sejumlah inovasi konstruksi yang menjadikan proyek ini sebagai rujukan dalam efisiensi dan keandalan teknis. Seperti Half Slab Precast untuk pelat lantai.

Ini digunakan untuk mempercepat pengerjaan struktur atas dengan tetap menjaga integritas struktural dan kualitas pekerjaan. Sistem ini menggabungkan elemen pracetak dan pengecoran di lapangan secara monolit, mengurangi kebutuhan bekisting dan risiko kesalahan lapangan.

Baca Juga: Investor Kabur dari Proyek Infrastruktur RI, Sri Mulyani Ungkap Biang Keroknya!

Selain itu, dinding pracetak terintegrasi ada di semi basement. Metode precast wall digunakan sebagai bekisting tetap untuk elemen struktur bawah tanah. Teknik ini sangat efektif pada kondisi muka air tanah tinggi (kurang lebih 2,5 meter), meningkatkan efisiensi waktu dan mutu pekerjaan, serta menurunkan risiko deformasi pada lingkungan geoteknik yang kompleks.

Corporate Secretary PTPP Joko Raharjo mengungkapkan bahwa tidak hanya unggul secara teknis, RS UPT Vertikal Riau juga mencerminkan identitas lokal lewat desain facade bergaya arsitektur tradisional Melayu Riau.

Dikatakan Joko, unsur-unsur seperti bentuk atap, ornamen khas, serta pemilihan warna dan material menjadikan bangunan ini ikon budaya sekaligus fasilitas kesehatan modern.

Lebih jauh Joko menjelaskan proyek ini juga diharapkan menciptakan efek berganda bagi perekonomian lokal, mulai dari sektor pariwisata medis, perhotelan, transportasi, hingga kuliner.

"Dibiayai sepenuhnya oleh pemerintah pusat, RS ini akan meringankan beban anggaran daerah serta mendukung pilar pembangunan kesehatan dalam kerangka Visi Indonesia Emas 2045," beber Joko.

Nilai Kontrak

PTPP mencatatkan nilai kontrak baru Rp 6,27 triliun pada kuartal I tahun 2025. Angka itu naik 32 persen secara tahunan atau Year-on-Year (YoY) atau dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Secara target, perolehan nilai kontrak baru PTPP sampai dengan bulan Maret 2025 berhasil melebihi 151 persen dari yang di targetkan pada Kuartal I Tahun 2025, dan telah mencapai 21 persen dari target akhir tahun 2025.

Terdapat proyek dengan nilai kontrak jumbo yang berhasil diperoleh PTPP di akhir Kuartal I tahun 2025 sehingga terdapat kenaikan signifikan pada pencapaian nilai kontrak baru dari sebelumnya yang dilaporkan pada bulan Februari 2025.

"Pada bulan Maret 2025, PTPP mendapatkan salah satunya proyek pelabuhan yang memiliki nilai kontrak jumbo yaitu proyek NPEA Seksi II dengan nilai Rp 2,33 Triliun. Dengan demikian, terdapat kenaikan sebesar 116 persen dari perolehan nilai kontrak dari Februari 2025," kata Joko.

Jajaran direksi PTPP usai Paparan Publik di Plaza PTPP/(Suara.com/Achmad Fauzi).
Jajaran direksi PTPP usai Paparan Publik di Plaza PTPP/(Suara.com/Achmad Fauzi).

Selanjutnya, dengan pembukuan nilai kontrak PTPP yang meningkat positif, Joko optimis terhadap kinerja PTPP di akhir tahun 2025. "Dengan pencapaian tersebut, Perseroan akan terus fokus untuk pencapaian target pemasaran sampai dengan akhir tahun 2025," kata Joko.

Adapun, perolehan nilai kontrak baru tersebut didominasi oleh proyek dengan sumber dana BUMN sebesar 52,1 persen, swasta sebesar 28,6 persen, dan pemerintah sebesar 19,3 persen.

Sementara itu, perolehan kontrak baru tertinggi yaitu pada sektor pelabuhan sebesar 37,2 persen, gedung sebesar 32,9 persen, jalan dan jembatan sebesar 22,6 persen, bendungan sebesar 4,3 persen, irigasi sebesar 2,8 persen, serta minyak dan gas sebesar 0,3 persen.

Capaian kontrak baru yang berhasil diraih PTPP pada bulan Maret 2025 diantaranya yaitu Proyek New Priok East Access (NPEA) seksi II senilai Rp2,33 Triliun dan Proyek Mandiri Financial Center PIK senilai Rp 878,3 Miliar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?