Bank Dunia Kucurkan Utang Buat RI Rp34,6 Triliun

Selasa, 17 Juni 2025 | 12:55 WIB
Bank Dunia Kucurkan Utang Buat RI Rp34,6 Triliun
Bank Dunia telah menyetujui dua bentuk dukungan paket pembiayaan strategis untuk Indonesia dengan total nilai fantastis, mencapai US$ 2,128 miliar atau setara dengan Rp 34,6 triliun.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bank Dunia telah menyetujui dua bentuk dukungan paket pembiayaan strategis untuk Indonesia dengan total nilai fantastis, mencapai US$ 2,128 miliar atau setara dengan Rp 34,6 triliun.

Investasi masif ini diproyeksikan menjadi katalisator penting dalam mendorong penciptaan lapangan kerja, mengakselerasi pertumbuhan ekonomi, serta memperluas akses terhadap energi bersih di Tanah Air.

Manuela V. Ferro, Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, menegaskan komitmen lembaganya terhadap pembangunan Indonesia

"Reformasi dan investasi yang kami dukung dengan paket pembiayaan gabungan yang berjumlah lebih dari US$ 2 miliar ini mendukung pelaksanaan prioritas utama pemerintah dan memajukan tujuan Bank Dunia untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan akses pada energi di Indonesia, yang merupakan salah satu perekonomian terbesar dan paling dinamis," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (17/6/2025).

Bagian terbesar dari pembiayaan ini adalah pinjaman senilai US$ 1,5 miliar untuk program reformasi kebijakan yang dikenal sebagai Indonesia Productive and Sustainable Investment Development Policy Loan. Dana ini dirancang untuk memperkuat fondasi sektor keuangan Indonesia melalui berbagai inisiatif krusial.

Fokus utamanya meliputi perluasan layanan digital, yang akan mempermudah akses masyarakat terhadap layanan keuangan modern dan inklusif. Selain itu, pinjaman ini juga bertujuan untuk mengurangi kendala infrastruktur kredit, sebuah langkah vital untuk mendorong investasi dan geliat usaha di berbagai skala. 

Ekspansi pasar modal juga menjadi agenda penting, diharapkan dapat menarik lebih banyak investasi domestik dan asing, serta memberikan lebih banyak pilihan bagi pelaku pasar. Tidak kalah penting, program ini juga akan membantu Indonesia menyesuaikan diri dengan risiko iklim dan bencana alam, yang semakin mendesak di tengah perubahan iklim global.

Manuela Ferro menjelaskan lebih lanjut, "Program ini juga akan mendukung berkurangnya hambatan dalam pengadaan teknologi energi terbarukan dengan mengurangi persyaratan konten lokal; menyelaraskan kebijakan kawasan industri dengan standar praktik baik internasional terkait lingkungan dan iklim; serta menerapkan mekanisme land value capture (penangkapan nilai lahan) untuk menarik modal swasta dalam pembangunan infrastruktur." Katanya.

Poin terakhir ini menunjukkan pendekatan inovatif Bank Dunia dalam memobilisasi dana swasta untuk proyek-proyek infrastruktur penting, sekaligus memastikan pembangunan yang berkelanjutan.

Baca Juga: Matias Almeyda Pelatih Baru Sevilla, Bek Timnas Indonesia Jadi Rekrutan Pertama?

Selain reformasi kebijakan, paket pembiayaan ini juga mencakup program keuangan gabungan untuk Sustainable Least-Cost Electrification-2 (ISLE-2) yang menerima dana senilai US$ 628 juta. Program ambisius ini menargetkan penyediaan akses listrik bagi 3,5 juta orang, terutama di daerah-daerah yang belum terjangkau.

Lebih lanjut, ISLE-2 juga akan mendukung pembangunan pembangkit listrik tenaga surya dan angin dengan kapasitas total 540 megawatt (MW). Inisiatif ini diperkirakan dapat mengurangi biaya pembangkitan listrik hingga 8% dan menekan emisi gas rumah kaca sebesar 10% di wilayah Kalimantan dan Sumatra, menandai langkah signifikan menuju transisi energi bersih di Indonesia.

Dukungan pendanaan untuk ISLE-2 ini disokong oleh berbagai sumber, termasuk IBRD (Bank Internasional untuk Rekonstruksi dan Pembangunan) senilai US$ 600 juta, hibah senilai US$ 12 juta dari IBRD Surplus-Funded Livable Planet Fund, serta hibah senilai US$ 16 juta dari mitra yang dimobilisasi di bawah Sustainable Renewables Risk Mitigation Initiative (SRMI). 

Kontributor SRMI termasuk hibah senilai US$ 6 juta dari Kerajaan Inggris Raya melalui Energy Sector Management Assistance Program (ESMAP) Bank Dunia, dan US$ 10 juta dari Green Climate Fund SRMI-2.

Salah satu aspek menarik dari dukungan ini adalah penggunaan skema uji coba pertama terkait produk dukungan keuangan bertahap atau yang disebut "step-up loan product" dari Bank Dunia. Struktur pembiayaan inovatif ini menawarkan suku bunga yang menguntungkan bagi Indonesia selama sembilan tahun, lengkap dengan insentif bawaan untuk menarik modal swasta di masa mendatang.

Manuela Ferro menjelaskan bahwa skema ini menyediakan suku bunga yang lebih rendah selama fase implementasi proyek dan peluang efisiensi biaya setelah proyek selesai. "Hal ini adalah bagian dari program Energi Regional Bank Dunia untuk menciptakan jaringan energi nasional dan regional yang tangguh dan saling terhubung," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI