Suara.com - Pesawat penumpang Saudi Airlines SV-5726 dikabarkan mendapatkan ancaman bom. Pesawat dengan rute Jeddah-Soekarno-Hatta itu mendarat darurat di Bandara Kualanamu, Sumatera Utara.
Dalam hal ini, PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports) menjalankan prosedur kontingensi dalam penanganan ancaman keamanan dan keselamatan terhadap pesawat Saudia SV-5726.
Setelah Pilot mendapatka ancaman keamanan dan keselamatan bom, maka diputuskan untuk mengalihkan pendaratan ke bandara terdekat.
PGS. Corporate Secretary Group Head InJourney Airports Anak Agung Ngurah Pranajaya mengatakan, seluruh bandara InJourney Airports siap menangani keadaan darurat keamanan atau emergency.
"Bandara terdekat saat Saudia SV-5726 melintas adalah Bandara Kualanamu. Pesawat tersebut kemudian melakukan pendaratan di Bandara Kualanamu sekitar pukul 10.44 WIB untuk menjalankan prosedur keamanan dan keselamatan," kata dia.
Di saat bersamaan, Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Kualanamu mengaktifkan Emergency Operation Center (EOC) terdiri dari unsur Komite Keamanan Bandar Udara (Airport Security Committee) untuk memastikan prosedur Airport Contingency Plan berjalan baik dan sesuai ketentuan.
“Fokus utama setiap saat adalah memastikan keselamatan dan keamanan seluruh penumpang dan juga pengguna jasa bandara,” kata Anak Agung Ngurah Pranajaya.
Untuk diketahui, Penyelenggaraan penerbangan haji tahun 2025 untuk jemaah asal Indonesia berjalan lancar dalam dua gelombang besar yang mencakup fase keberangkatan ke Tanah Suci dan fase pemulangan kembali ke tanah air. Proses ini melibatkan ribuan jemaah yang diterbangkan secara terstruktur melalui bandara-bandara embarkasi di berbagai wilayah Indonesia.
Gelombang pertama keberangkatan jemaah haji Indonesia dimulai pada 2 Mei 2025 bertepatan dengan 4 Zulkaidah 1446 Hijriah. Kelompok terbang pertama diberangkatkan dari Embarkasi Jakarta Pondok Gede (JKG-01) menggunakan pesawat Garuda Indonesia pada pukul 00.45 WIB dengan tujuan Madinah. Maskapai lain seperti Lion Air juga turut ambil bagian dalam melayani keberangkatan jemaah, termasuk untuk 15 kloter dari Embarkasi Padang yang mulai diberangkatkan pada 3 Mei hingga 30 Mei 2025 menggunakan pesawat Airbus 330.
Baca Juga: Sosok Pemilik Air India yang Kecelakaan, Punya Harta Kekayaan Capai Rp 6.520 Triliun
Keberangkatan gelombang pertama berlangsung dari 1 hingga 16 Mei 2025, dengan jemaah terlebih dahulu masuk ke asrama haji sebelum diberangkatkan ke Madinah. Sementara itu, gelombang kedua berlangsung dari 17 hingga 31 Mei 2025, di mana jemaah langsung diterbangkan menuju Makkah. Hingga penutupan proses keberangkatan pada 31 Mei, tercatat sebanyak 125.279 jemaah dari 323 kelompok terbang telah tiba di Arab Saudi.
Dalam mendukung kelancaran dan kenyamanan keberangkatan, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai turut menyiagakan layanan di 14 bandara embarkasi. Melalui sosialisasi intensif serta penerapan regulasi terbaru seperti PMK No. 4/2025 dan PMK No. 34/2025, Bea Cukai memberikan pembebasan bea masuk dan pajak dalam rangka impor (PDRI) untuk barang kiriman jemaah haji, masing-masing maksimal dua kali kiriman dengan nilai hingga USD 1.500 per kiriman. Selain itu, untuk barang bawaan pribadi, jemaah haji reguler diberikan pembebasan bea masuk penuh, sedangkan jemaah haji khusus diberikan pembebasan hingga nilai USD 2.500. Di bandara, Bea Cukai menyediakan layanan khusus, sistem pemeriksaan x-ray, dan penilaian risiko untuk memastikan keamanan dan kenyamanan proses keberangkatan dan pemulangan.
Fase pemulangan jemaah haji Indonesia dimulai pada 11 Juni 2025. Pada hari pertama pemulangan ini, sebanyak 2.764 jemaah dan petugas dari tujuh kloter diberangkatkan dari Arab Saudi kembali ke Indonesia melalui bandara di Madinah dan Jeddah. Gelombang pertama kepulangan dijadwalkan berlangsung dari 11 hingga 25 Juni 2025 dan mencakup 266 kloter, dengan 258 kloter diberangkatkan dari Jeddah dan delapan dari Madinah. Selanjutnya, gelombang kedua pemulangan dijadwalkan berlangsung dari 26 Juni hingga 10 Juli 2025. Kloter terakhir dijadwalkan tiba di Tanah Air pada 11 Juli 2025.
Rangkaian proses penerbangan haji tahun ini dikelola dengan sistem dan jadwal yang ketat untuk menjamin kelancaran, kenyamanan, dan keselamatan jemaah. Pemerintah melalui Kementerian Agama, maskapai penerbangan, serta institusi terkait seperti OJK dan Bea Cukai bekerja sama dalam memastikan setiap aspek administratif dan logistik berjalan sesuai standar, sehingga ibadah haji tahun 2025 dapat terlaksana dengan tertib dan aman.