Badai PHK Masih Berlanjut, Microsoft Pangkas Ribuan Karyawan

Jum'at, 20 Juni 2025 | 09:51 WIB
Badai PHK Masih Berlanjut, Microsoft Pangkas Ribuan Karyawan
Logo Microsoft. (Shutterstock)

Suara.com - Microsoft (MSFT.O) berencana untuk memangkas ribuan pekerjaan, terutama di bagian penjualan.

Lantaran, raksasa teknologi tersebut merampingkan tenaga kerjanya di tengah meningkatnya investasi dalam kecerdasan buatan (Artificial Intelligence / AI).

Dilansir dari laman CBS News pada Jumat 20 Juni 2025, raksasa teknologi tersebut telah meningkatkan investasinya dalam AI, yang bertujuan untuk memperkuat kepemimpinannya karena perusahaan-perusahaan di seluruh industri mempercepat integrasi AI ke dalam produk dan layanan mereka.

Ternyata perusahaan ingin mempertahankan keunggulan kompetitif.

CEO Amazon Andy Jassy mengatakan pada hari Selasa bahwa peluncuran AI generatif dan agen akan mengurangi total tenaga kerja korporatnya dalam beberapa tahun ke depan.

Microsoft telah merencanakan belanja modal sebesar 80 miliar dolar AS tahun fiskal ini.

Ilustrasi PHK massal (Pixabay/geralt)
Penampakan gambar sebagai para karyawan korbah Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK. (Pixabay/geralt)

Hal ini sebagian besar ditujukan untuk memperluas pusat data guna mengurangi hambatan kapasitas untuk layanan AI.

Pemutusan hubungan kerja tersebut diharapkan akan diumumkan awal bulan depan, setelah berakhirnya tahun fiskal raksasa teknologi tersebut, kata laporan tersebut.

Microsoft menolak mengomentari laporan tersebut. Laporan tersebut menambahkan bahwa pemutusan hubungan kerja tidak akan secara eksklusif memengaruhi tim penjualan, dan waktunya masih dapat berubah.

Baca Juga: Kerugian Miliaran Rupiah akibat Demo di Yamaha Music, Investor Bisa Kabur ke Vietnam & Thailand

Sebelumnya, Microsoft memiliki 228.000 pekerja hingga Juni tahun lalu. Namun, pemutusan hubungan kerja terbaru ini menyusul putaran pemutusan hubungan kerja pada bulan Mei, yang memengaruhi sekitar 6.000 karyawan.

Padahal, perusahaan mendapatkan laba yang cukup tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.

Dalam hal ini Microsoft melaporkan hasil yang lebih baik dari yang diharapkan, dengan laba bersih triwulanan sebesar 25,8 miliar dollar AS perkiraan yang optimis pada akhir April.

Ini mungkin gelombang PHK terbesar Microsoft sejak penghapusan 10.000 peran pada tahun 2023.

Pada bulan Januari, perusahaan mengumumkan gelombang kecil PHK yang berbasis kinerja.

"Pemutusan hubungan kerja baru ini tidak terkait dengan kinerja," kata juru bicara tersebut.

Juru bicara tersebut menambahkan bahwa salah satu tujuannya adalah untuk mengurangi lapisan manajemen.

Pada bulan Januari, Amazon mengumumkan bahwa mereka akan menyingkirkan beberapa karyawan setelah memperhatikan "lapisan yang tidak perlu" dalam organisasinya.

Logo perusahaan asal Amerika Serikat, Amazon [AFP]
Penampakan gambar sebagai logo perusahaan asal Amerika Serikat, Amazon. [AFP]

Minggu lalu penyedia perangkat lunak keamanan siber CrowdStrike mengumumkan akan memberhentikan 5 persen dari tenaga kerjanya.

Pada bulan Januari lalu, CEO Microsoft Satya Nadella memberi tahu analis bahwa perusahaan akan membuat perubahan pelaksanaan penjualan, setelah perusahaan menghasilkan pertumbuhan yang lebih lambat dari yang diharapkan dalam pendapatan cloud Azure yang tidak terkait dengan kecerdasan buatan.

Kinerja dalam pertumbuhan cloud AI melampaui proyeksi internal.

"Bagaimana Anda benar-benar mengubah insentif, masuk ke pasar? Pada saat terjadi pergeseran platform, Anda ingin memastikan bahwa Anda condong ke kemenangan desain baru, dan Anda tidak terus melakukan hal-hal yang Anda lakukan pada generasi sebelumnya," katanya.

Adapun, badai pemutusan hubungan kerja (PHK) terus melanda di setiap negara. Kali ini, raksasa teknologi Jepang yakni Panasonic yang berencana memangkas lini bisnis yang bermasalah.

Lalu, ribuan tenaga kerjanya karena perusahaan tersebut bermaksud mengubah orientasinya untuk era teknologi yang tidak lagi didominasi oleh elektronik tradisionalnya.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat, Panasonic mengatakan bahwa akan memangkas sekitar 10.000 pekerjaan di seluruh dunia, atau sekitar 4 persen karyawan, terutama dalam tahun fiskal yang dimulai pada bulan April lalu.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI